Densus Antiteror tangkap 9 terduga teroris
A
A
A
Sindonews.com - Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri menangkap sembilan terduga teroris. Para terduga ditangkap dari operasi yang dilakukan Densus di tiga daerah di Jawa selama empat hari sejak Senin 12 Mei 2014 lalu.
Personel antiteror bergerak dari Indramayu, Jawa Barat kemudian ke Lamongan Jawa Timur dan Klaten Jawa Tengah. Mereka yang ditangkap ialah teroris jaringan Poso yang dipimpin gembong teroris Santoso. Sementara itu ada dua terduga yang masih buron.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie menjelaskan pada Senin (12/5) di Indramayu, Densus menangkap Rifki alias Bondan alias Royan. Buronan kerusuhan Poso dan bom tentena 2005 ini ditangkap di Rumah Makan Taman Selera Pantai Utara Indramayu. Rifki ditangkap sekitar pukul 13.30 WIB.
“Dia alumni kamp pelatihan di Moro, Filipina Selatan,” kata Ronny di Jakarta, Kamis 15 Mei 2014.
Esoknya, Densus bergerak di Lamongan. Di Jalan Blimbing Raya Kecamatan Paciran, Lamongan, tim menangkap Ramuji alias Kapten alias Ahmad. Ronny menjelaskan, terduga terlibat pelatihan teroris ala militer di Poso. “Dia juga penyuplai logistik teroris di Poso,” ujarnya.
Penangkapan dilanjutkan keesokan harinya di Klaten Jawa Tengah. Tim Densus menangkap Salim alias Ustad Yahya yang merupakan buronan kerusuhan Poso bom Tentena 2005.
Salim juga alumni camp pelatihan Moro di Filipina. “Ada dua orang yang kita tangkap, Salim kita tangkap bersama seseorang bernama Setiawan,” ungkap Ronny.
Belum dijelaskan secara rinci identitas Setiawan. Menurut Ronny dia tengah dalam pemeriksaan intensif tim Densus. Kemudian pada hari ini, lima orang terduga yakni Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin dan Yusuf ditangkap di Klaten. “Penangkapan mereka adalah hasil pengembangan tersangka Rifki dan Yahya,” papar Ronny.
Beberapa barang bukti diamankan dari lokasi penangkapan di sebuah bengkel di daerah Trucuk Klaten. Di sana, polisi menemukan dan menyita 15 senjata api laras panjang kaliber 7 milimeter, dua senjata api pendek kaliber 7 milimeter, 1 crosbow, 1 panah, 5 bilah samurai, 6 bilah pedang sedang, 25 pisau lempar.
“Kami juga menemukan dokumen pembuatan bom. Untuk selanjutnya masih dilakukan pengembangan dan penggeledahan lanjutan di beberapa tempat lain,” ujarnya.
Personel antiteror bergerak dari Indramayu, Jawa Barat kemudian ke Lamongan Jawa Timur dan Klaten Jawa Tengah. Mereka yang ditangkap ialah teroris jaringan Poso yang dipimpin gembong teroris Santoso. Sementara itu ada dua terduga yang masih buron.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie menjelaskan pada Senin (12/5) di Indramayu, Densus menangkap Rifki alias Bondan alias Royan. Buronan kerusuhan Poso dan bom tentena 2005 ini ditangkap di Rumah Makan Taman Selera Pantai Utara Indramayu. Rifki ditangkap sekitar pukul 13.30 WIB.
“Dia alumni kamp pelatihan di Moro, Filipina Selatan,” kata Ronny di Jakarta, Kamis 15 Mei 2014.
Esoknya, Densus bergerak di Lamongan. Di Jalan Blimbing Raya Kecamatan Paciran, Lamongan, tim menangkap Ramuji alias Kapten alias Ahmad. Ronny menjelaskan, terduga terlibat pelatihan teroris ala militer di Poso. “Dia juga penyuplai logistik teroris di Poso,” ujarnya.
Penangkapan dilanjutkan keesokan harinya di Klaten Jawa Tengah. Tim Densus menangkap Salim alias Ustad Yahya yang merupakan buronan kerusuhan Poso bom Tentena 2005.
Salim juga alumni camp pelatihan Moro di Filipina. “Ada dua orang yang kita tangkap, Salim kita tangkap bersama seseorang bernama Setiawan,” ungkap Ronny.
Belum dijelaskan secara rinci identitas Setiawan. Menurut Ronny dia tengah dalam pemeriksaan intensif tim Densus. Kemudian pada hari ini, lima orang terduga yakni Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin dan Yusuf ditangkap di Klaten. “Penangkapan mereka adalah hasil pengembangan tersangka Rifki dan Yahya,” papar Ronny.
Beberapa barang bukti diamankan dari lokasi penangkapan di sebuah bengkel di daerah Trucuk Klaten. Di sana, polisi menemukan dan menyita 15 senjata api laras panjang kaliber 7 milimeter, dua senjata api pendek kaliber 7 milimeter, 1 crosbow, 1 panah, 5 bilah samurai, 6 bilah pedang sedang, 25 pisau lempar.
“Kami juga menemukan dokumen pembuatan bom. Untuk selanjutnya masih dilakukan pengembangan dan penggeledahan lanjutan di beberapa tempat lain,” ujarnya.
(dam)