JK minta pemerintah perhatikan penempatan dokter
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan, saat ini fasilitas kesehatan (faskes) dan sistem yang dibuat sangatlah kurang.
Mantan Wakil Presiden (Wapres) ini menegaskan, perbandingan antara banyak dokter dengan penyebaran tidak merata. Dalam hal ini penyebaran dan penempatan dokter adalah tanggung jawab pemerintah sepenuhnya.
Selain itu, pemberian faskes dan kesejahteraanya tentu harus diperhatikan. "Penyebaran dokter harus diperhatikan oleh pemerintah, setelah mereka bertugas, PNS (Pegawai Negeri Sipil) kan mereka. Karena dana itu pasti ada, jika pemerintah mau menghitung dengan baik," kata JK saat ditemui di Gedung Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta, Minggu (11/5/2014).
Selain itu, JK berpesan, agar para dokter membuat pembatasan diri dengan menjaga kesehatan. Karena dokter harus memberikan budaya yang baik kepada masyarakat dalam menjaga kesehatan.
"Perbandingan keberadaan antara dokter umum dan spesialis harus diselaraskan, kepercayaan masyarakt untuk berobat dengan dokter Indonesia harus ditingkatkan kembali," ucapnya.
Lebih lanjut politikus Partai Golkar ini mengatakan, sistem yang berlaku saat ini harus diubah. Karena tidak begitu jauh, perbedaan dokter Malaysia dengan kita yang berbeda adalah sistem dan waktunya.
"Dokter di Singapura dan Malaysia itu belajarnya di kita. Tetapi masyarakat lebih banyak berobat di sana, padahal RS mewah di Indonesia sudah banyak. Tiga sampai lima persen orang Indonesia sakit kepala berobatnya di Singapura," tegasnya.
Mantan Wakil Presiden (Wapres) ini menegaskan, perbandingan antara banyak dokter dengan penyebaran tidak merata. Dalam hal ini penyebaran dan penempatan dokter adalah tanggung jawab pemerintah sepenuhnya.
Selain itu, pemberian faskes dan kesejahteraanya tentu harus diperhatikan. "Penyebaran dokter harus diperhatikan oleh pemerintah, setelah mereka bertugas, PNS (Pegawai Negeri Sipil) kan mereka. Karena dana itu pasti ada, jika pemerintah mau menghitung dengan baik," kata JK saat ditemui di Gedung Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta, Minggu (11/5/2014).
Selain itu, JK berpesan, agar para dokter membuat pembatasan diri dengan menjaga kesehatan. Karena dokter harus memberikan budaya yang baik kepada masyarakat dalam menjaga kesehatan.
"Perbandingan keberadaan antara dokter umum dan spesialis harus diselaraskan, kepercayaan masyarakt untuk berobat dengan dokter Indonesia harus ditingkatkan kembali," ucapnya.
Lebih lanjut politikus Partai Golkar ini mengatakan, sistem yang berlaku saat ini harus diubah. Karena tidak begitu jauh, perbedaan dokter Malaysia dengan kita yang berbeda adalah sistem dan waktunya.
"Dokter di Singapura dan Malaysia itu belajarnya di kita. Tetapi masyarakat lebih banyak berobat di sana, padahal RS mewah di Indonesia sudah banyak. Tiga sampai lima persen orang Indonesia sakit kepala berobatnya di Singapura," tegasnya.
(maf)