Pemerintah klaim Indonesia bebas virus MERS
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengatakan, telah ada 31 kasus suspect MERS-Cov yang hasilnya negatif. Kebanyakan masyarakat korban suspect tersebut adalah, masyarakat yang telah pulang umrah.
"Saat ini terbukti negatif. Belum kita temukan kasus MERS-Cov di Indonesia. Jadi sampai saat ini Indonesia masih bebas corona," kata Nafsiah saat ditemui di Kantor Kemenko Kesra, Jakarta, Rabu 7 Mei 2014.
Menurut dia, terkait kasus di Medan, Sumatera Utara (Sumut), sudah positif bahwa korban tidak terkena corona. Sedangkan kasus di Bali sedang dilakukan pemeriksaan di laboratorium untuk diketahui hasilnya. Untuk itu, pemerintah sudah lakukan peningkatan kewaspadaan dengan memberikan pencegahan yang dapat dilakukan.
Sedangkan untuk identifikasi virus MERS masyarakat yang masuk ke Indonesia melalui bandara udara dan pelabuhan, telah dipasangkan thermal scanner. Untuk itu, masyarakat diimbau menunda perjalanan umrah sementara waktu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terhadap virus MERS-Cov.
"Imbauan ini lebih kepada lansia yang sudah berumur di atas 65 tahun, anak-anak di bawah 12 tahun, wanita hamil dan jemaah yang memiliki penyakit," ucapnya.
Terkait motif penularan, sampai saat ini tidak dapat disimpulkan dikarenakan binatang unta. Karena dari 400 MERS-Cov yang terjadi, hanya beberapa yang ditemukan pernah kontak dengan unta dan kelelawar. Di lain pihak, ternyata penularan terjadi mutasi di dalam Rumah Sakit (RS) antara pasien dan petugas kesehatan.
"Kita belum tahu pastinya. Saampai saat ini tim WHO (World Health Organization) masih melakukan penelitian dan kita terus lakukan koordinasi," ujar Menkes.
Selanjutnya, Indonesia masih menunggu perintah WHO terkait peningakatan status. Namun, sampai saat ini belum ada perubahan kasus dari kewasapadaan.
"Saat ini terbukti negatif. Belum kita temukan kasus MERS-Cov di Indonesia. Jadi sampai saat ini Indonesia masih bebas corona," kata Nafsiah saat ditemui di Kantor Kemenko Kesra, Jakarta, Rabu 7 Mei 2014.
Menurut dia, terkait kasus di Medan, Sumatera Utara (Sumut), sudah positif bahwa korban tidak terkena corona. Sedangkan kasus di Bali sedang dilakukan pemeriksaan di laboratorium untuk diketahui hasilnya. Untuk itu, pemerintah sudah lakukan peningkatan kewaspadaan dengan memberikan pencegahan yang dapat dilakukan.
Sedangkan untuk identifikasi virus MERS masyarakat yang masuk ke Indonesia melalui bandara udara dan pelabuhan, telah dipasangkan thermal scanner. Untuk itu, masyarakat diimbau menunda perjalanan umrah sementara waktu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terhadap virus MERS-Cov.
"Imbauan ini lebih kepada lansia yang sudah berumur di atas 65 tahun, anak-anak di bawah 12 tahun, wanita hamil dan jemaah yang memiliki penyakit," ucapnya.
Terkait motif penularan, sampai saat ini tidak dapat disimpulkan dikarenakan binatang unta. Karena dari 400 MERS-Cov yang terjadi, hanya beberapa yang ditemukan pernah kontak dengan unta dan kelelawar. Di lain pihak, ternyata penularan terjadi mutasi di dalam Rumah Sakit (RS) antara pasien dan petugas kesehatan.
"Kita belum tahu pastinya. Saampai saat ini tim WHO (World Health Organization) masih melakukan penelitian dan kita terus lakukan koordinasi," ujar Menkes.
Selanjutnya, Indonesia masih menunggu perintah WHO terkait peningakatan status. Namun, sampai saat ini belum ada perubahan kasus dari kewasapadaan.
(maf)