FSGI endus sindikat jual-beli kunci jawaban UN

Minggu, 13 April 2014 - 18:07 WIB
FSGI endus sindikat jual-beli kunci jawaban UN
FSGI endus sindikat jual-beli kunci jawaban UN
A A A
Sindonews.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima laporan sindikat jual-beli kunci jawaban Ujian Nasional (UN). Berdasarkan posko pengaduan yang dibuka 1 April lalu banyak laporan dugaan jual-beli kunci jawaban UN SMA yang terjadi di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menduga, ada keterlibatan unsur alumni di setiap sekolah yang tidak diketahui sekolah. Namun, diduga ada keterlibatan oknum dari bimbingan belajar juga yang dilaporkan.

"Memang ini masih dugaan karena belum ada transaksi atau pengiriman kunci jawaban. Baru bisa dibuktikan di hari H dimana si pemesan akan terus dikirimi kunci jawaban setiap harinya. Pemerintah harus mencegahnya," katanya dalam siaran pers yang diterima SINDO, Minggu (13/4/2014).

Menurut Retno, sindikat ini mulai menawarkan kunci jawaban ketika dimulai try out (TO) awal Maret lalu di sekolah yang asalnya berasal dari dinas pendidikan setempat. Mereka mengklaim kunci jawaban sangat valid sehingga membangun kepercayaan diri siswa ketika menawar harga.

Info penawaran pembelian kunci jawaban terjadi berantai di kalangan siswa tanpa mengetahui ujung pangkal siapa yang lebih dulu menerima info penawaran tersebut. Sindikat diketahui bekerja dengan sangat rapi karena nomor handphone penawaran selalu berganti nomor.

Kepala Sekolah SMAN 76 Jakarta ini menyebutkan, harga penawaran sangat beragam namun diwajibkan membayar tunai pada tanggal dan tempat yang ditentukan. Dari laporan yang masuk, terangnya, para siswa sudah mulai patungan dengan nominal uang yang berbeda. Yakni antara Rp50.000 hingga Rp200.000 per siswa.

Kunci jawaban nanti akan diberikan menyeluruh untuk 20 paket soal dari enam mata pelajaran yang diujikan. Harga sangat bergantung pada permintaan si pembeli kunci jawaban.

"Kalau mau sekadar lulus maka paket yang ditawarkan betul 60 persen. Tetapi ada tawaran lain jawaban betul 80 persen, 90 persen dan 100 persen. Semakin banyak betul maka semakin mahal," terangnya.

Dilanjutkannya, untuk pembayaran sindikat ini menggunakan pembayaran melalui koordinat yang dibuat bertingkat. Mulai dari tingkat koordinat kelas, jurusan, sekolah dan dilanjutkan dengan koordinator wilayah dan koordinator pusat.

Dia meyakini, aksi diam-diam ini tidak diketahui sekolah. Dia mengungkapkan, sindikat ini telah beroperasi di banyak sekolah di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan. Sindikat ini telah beroperasi sejak lima tahun lalu. "Banyak laporan yang menyebutkan, kebenaran kunci jawaban mereka sudah terbukti benar sehingga banyak siswa yang mudah percaya," tegasnya.

Retno menambahkan, setiap pengaduan yang masuk dilaporkan secara tertulis baik melalui email, SMS dan whatsapp. Lengkap dari wilayah kejadian, bentuk kecurangan, siapa yang terlibat dan bagaimana modusnya. Pusat poskonya sendiri berada di LBH Jakarta.

Pihaknya masih tetap membuka pengaduan yang dapat dikirim ke fsgi2013@gmail.com. Pengaduan dilakukan selama 24 jam. Namun bisa juga dapat langsung mendatangi LBH Jakarta. "Seluruh pelapor akan dilindungi identitasnya oleh kami. Data akan terus diupdate setiap ada laporan pengaduan yang masuk ke FSGI," jelasnya.

Baca berita:
Ombudsman pantau penyelenggaraan UN di 33 provinsi
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8979 seconds (0.1#10.140)