RSUD Bekasi buka layanan caleg stres
A
A
A
Sindonews.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi menyiapkan psikolog dan dokter jiwa untuk mengantisipasi banyaknya calon anggota legislatif (caleg) Bekasi yang mengalami stres akibat tidak terpilih menjadi wakil rakyat di daerah maupun tingkat nasional.
"Para dokter spesialis kejiwaan tersebut, kami akan siapkan mendampingi selama 24 jam, jika diminta oleh Caleg yang stres akibat kalah dalam Pemilu 9 April ini," ujar Direktur Utama (Dirut) RUSD Kota Bekasi Titi Masrifahati kepada wartawan, Rabu (9/4/2014).
Menurutnya, RSUD Kota Bekasi secara dini sudah mengantisipasi hal tersebut dengan mempersiapkan psikiater. Namun berbagai keterbatasan sarana, RSUD tidak menyiapkan ruangan khusus rehabilitasi bagi para caleg yang mengalami stres akibat tak terpilih.
"Kalau memang ada caleg yang stres karena gangguan jiwa dan perlu perawatan kita sediakan dokter psikiater, kalau untuk ruangan kami tidak menyediakan," katanya.
Titi mengaku, sejak kampanye digulirkan oleh KPU beberapa waktu lalu, RSUD sudah mengantisipasi dan menyiapkannya. Sebab, stres atau gangguan jiwa sifatnya universal. Stres bisa menyerang pada setiap orang.
Terlebih bagi caleg yang gagal menduduki kursi legislatif, sementara mereka sudah habis-habisan mengeluarkan biaya yang amat besar, maka potensi tersebut besar kemungkinan terjadi.
Beban moral yang tidak bisa mengimbangi kejiwaannya. Jika terjadi seperti ini, orang akan mudah mengalami gangguan jiwa atau stres kemudian depresi dan psikotik. Namun, jika keseimbangan jiwanya stabil, dengan didasari iman yang kuat, kemungkinan gejala stres dapat diatasi.
Tingkatan stres yang dialami oleh caleg, kata dia, biasanya bergantung pada tingkat persoalan. Bisa jadi kadar stres mereka ringan, sedang dan bahkan tinggi, itu juga dilihat dari tingkat besar kecilnya pengeluaran biaya ketika mereka melakukan kampanye kepada pemilihnya.
"Para dokter spesialis kejiwaan tersebut, kami akan siapkan mendampingi selama 24 jam, jika diminta oleh Caleg yang stres akibat kalah dalam Pemilu 9 April ini," ujar Direktur Utama (Dirut) RUSD Kota Bekasi Titi Masrifahati kepada wartawan, Rabu (9/4/2014).
Menurutnya, RSUD Kota Bekasi secara dini sudah mengantisipasi hal tersebut dengan mempersiapkan psikiater. Namun berbagai keterbatasan sarana, RSUD tidak menyiapkan ruangan khusus rehabilitasi bagi para caleg yang mengalami stres akibat tak terpilih.
"Kalau memang ada caleg yang stres karena gangguan jiwa dan perlu perawatan kita sediakan dokter psikiater, kalau untuk ruangan kami tidak menyediakan," katanya.
Titi mengaku, sejak kampanye digulirkan oleh KPU beberapa waktu lalu, RSUD sudah mengantisipasi dan menyiapkannya. Sebab, stres atau gangguan jiwa sifatnya universal. Stres bisa menyerang pada setiap orang.
Terlebih bagi caleg yang gagal menduduki kursi legislatif, sementara mereka sudah habis-habisan mengeluarkan biaya yang amat besar, maka potensi tersebut besar kemungkinan terjadi.
Beban moral yang tidak bisa mengimbangi kejiwaannya. Jika terjadi seperti ini, orang akan mudah mengalami gangguan jiwa atau stres kemudian depresi dan psikotik. Namun, jika keseimbangan jiwanya stabil, dengan didasari iman yang kuat, kemungkinan gejala stres dapat diatasi.
Tingkatan stres yang dialami oleh caleg, kata dia, biasanya bergantung pada tingkat persoalan. Bisa jadi kadar stres mereka ringan, sedang dan bahkan tinggi, itu juga dilihat dari tingkat besar kecilnya pengeluaran biaya ketika mereka melakukan kampanye kepada pemilihnya.
(kri)