Diduga black campaign, Kadinas Cipkatur digeruduk massa PKS
A
A
A
Sindonews.com - Rumah Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Cipkataru) Salatiga Susanto di Perumahan Tingkir dinihari tadi digeruduk massa dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Mereka menuding Susanto melakukan black campaign (kampanye hitam) yang menyerang PKS.
Informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan, peristiwa tersebut bermula ketika kader PKS sekitar pukul 03.00 WIB melihat sejumlah sepeda motor dan mobil pelat merah H 9504 YB yang dikemudikan Susanto melintas di daerah Butuh, Kelurahan Kutowinangun, Tingkir. Pada saat bersamaan terlihat selebaran kertas berhamburan di tengah jalan.
Setelah dicek, selebaran tersebut berbau kampanye hitam. Di sudut kiri bertuliskan "Partai Kandang Sapi" dan sudut kanan "Jangan Pilih Partai Koruptor" serta di bawahnya terdapat tulisan Komunitas Warga Anti Kemunafikan. Selebaran tersebut memancing emosi kader PKS.
Mereka langsung mengejar sejumlah sepeda motor yang kabur ke arah jalan lingkar selatan (JLS) dan sebagian massa menguntit mobil pelat merah itu hingga rumah Susanto. Sesampainya, di rumah Susanto, puluhan massa itu langsung memintai keterangan yang bersangkutan terkait selebaran yang isinya dinilai menjelek-jelekan PKS.
"Kami sengaja mendatangi rumah pejabat pemakai mobil pelat merah tersebut untuk klarifikasi. Namun saat kami tanya terkait selebaran itu, yang bersangkutan membantah dan mengaku bukan dirinya yang menyebar selebaran itu," kata salah seorang kader PKS Sasongko (35).
Dia menjelaskan, dalam klarifikasi tersebut, Susanto mengaku pulang dari mengikuti mujahadah dan keliling ke wilayah Kecamatan Tingkir. "Ngakunya dia sengaja keliling wilayah Kecamatan Tingkir untuk menyebar air doa yang didapat dari mujahadah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ciptakaru Kota Salatiga Susanto saat dikonfirmasi membantah dugaan kader PKS itu. Menurut dia, saat itu dirinya bersama istri Lilis Sedyani yang juga caleg Partai Golkar sedang mengemudikan mobil pelat merah H 9504 YB melintas di daerah Butuh sepulang mengikuti mujahadah di suatu tempat.
"Kemudian ada orang yang menemukan selebaran gelap itu. Tapi bukan saya yang menyebar selebaran itu. Saya berani disumpah. Demi tuhan bukan saya yang melakukannya. Untuk apa saya melakukan hal itu," ucapnya.
Mereka menuding Susanto melakukan black campaign (kampanye hitam) yang menyerang PKS.
Informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan, peristiwa tersebut bermula ketika kader PKS sekitar pukul 03.00 WIB melihat sejumlah sepeda motor dan mobil pelat merah H 9504 YB yang dikemudikan Susanto melintas di daerah Butuh, Kelurahan Kutowinangun, Tingkir. Pada saat bersamaan terlihat selebaran kertas berhamburan di tengah jalan.
Setelah dicek, selebaran tersebut berbau kampanye hitam. Di sudut kiri bertuliskan "Partai Kandang Sapi" dan sudut kanan "Jangan Pilih Partai Koruptor" serta di bawahnya terdapat tulisan Komunitas Warga Anti Kemunafikan. Selebaran tersebut memancing emosi kader PKS.
Mereka langsung mengejar sejumlah sepeda motor yang kabur ke arah jalan lingkar selatan (JLS) dan sebagian massa menguntit mobil pelat merah itu hingga rumah Susanto. Sesampainya, di rumah Susanto, puluhan massa itu langsung memintai keterangan yang bersangkutan terkait selebaran yang isinya dinilai menjelek-jelekan PKS.
"Kami sengaja mendatangi rumah pejabat pemakai mobil pelat merah tersebut untuk klarifikasi. Namun saat kami tanya terkait selebaran itu, yang bersangkutan membantah dan mengaku bukan dirinya yang menyebar selebaran itu," kata salah seorang kader PKS Sasongko (35).
Dia menjelaskan, dalam klarifikasi tersebut, Susanto mengaku pulang dari mengikuti mujahadah dan keliling ke wilayah Kecamatan Tingkir. "Ngakunya dia sengaja keliling wilayah Kecamatan Tingkir untuk menyebar air doa yang didapat dari mujahadah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ciptakaru Kota Salatiga Susanto saat dikonfirmasi membantah dugaan kader PKS itu. Menurut dia, saat itu dirinya bersama istri Lilis Sedyani yang juga caleg Partai Golkar sedang mengemudikan mobil pelat merah H 9504 YB melintas di daerah Butuh sepulang mengikuti mujahadah di suatu tempat.
"Kemudian ada orang yang menemukan selebaran gelap itu. Tapi bukan saya yang menyebar selebaran itu. Saya berani disumpah. Demi tuhan bukan saya yang melakukannya. Untuk apa saya melakukan hal itu," ucapnya.
(lns)