Penyandang disabilitas jalani simulasi Pileg di KPU
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan penyandang disabilitas mengikuti kegiatan sosialisasi dan simulasi Pemilu Legislatif 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sebagian pemilih disabilitas ini datang dengan menggunakan kursi roda. Mereka merupakan penyandang disabilitas dari berbagai kawasan Jabodetabek.
Pemilih disabilitas ini mengikuti simulasi di dalam ruangan yang didesain khusus menyerupai Tempat Pemungutan Suara (TPS). Di TPS ini terdapat bilik suara, kotak suara, tempat duduk untuk menunggu giliran, termasuk petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengatakan, simulasi ini dilakukan karena ada permohonan yang diajukan pemilih disabilitas. "Tentu itu kami respons. Melalui simulasi ini akan ditunjukkan bagaimana proses pemungutan suara dilakukan, khususnya di TPS," ujar Hadar di Kantor KPU, Jumat (4/4/2014)
Ketua Bidang Pendidikan Politik Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) Mahmud Faza mengatakan, sosialisasi ini sangat penting demi membantu penyandang disabilitas dalam menggunakan hak suaranya. Dia berharap, pemilih disabilitas jadi paham cara mencoblos.
Dia juga berharap, petugas KPPS saat ini sudah memahami apa yang menjadi kebutuhan penyandang disabilitas saat berada di TPS. "Evaluasi kami pada Pemilu 2009, mengapa kami punya kendala di TPS, ternyata itu karena lemahnya pemahaman petugas KPPS terhadap apa yang menjadi kebutuhan pemilih disabilitas," ujar Mahmud.
Ditambahkannya, pemilih disabilitas hanya meminta agar dimudahkan saat di TPS. Misalnya tanah harus rata, kotak suara tidak boleh di tempat yang tinggi, dan tidak ada tangga atau tempat yang tinggi yang harus dilewati.
Sebagian pemilih disabilitas ini datang dengan menggunakan kursi roda. Mereka merupakan penyandang disabilitas dari berbagai kawasan Jabodetabek.
Pemilih disabilitas ini mengikuti simulasi di dalam ruangan yang didesain khusus menyerupai Tempat Pemungutan Suara (TPS). Di TPS ini terdapat bilik suara, kotak suara, tempat duduk untuk menunggu giliran, termasuk petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengatakan, simulasi ini dilakukan karena ada permohonan yang diajukan pemilih disabilitas. "Tentu itu kami respons. Melalui simulasi ini akan ditunjukkan bagaimana proses pemungutan suara dilakukan, khususnya di TPS," ujar Hadar di Kantor KPU, Jumat (4/4/2014)
Ketua Bidang Pendidikan Politik Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) Mahmud Faza mengatakan, sosialisasi ini sangat penting demi membantu penyandang disabilitas dalam menggunakan hak suaranya. Dia berharap, pemilih disabilitas jadi paham cara mencoblos.
Dia juga berharap, petugas KPPS saat ini sudah memahami apa yang menjadi kebutuhan penyandang disabilitas saat berada di TPS. "Evaluasi kami pada Pemilu 2009, mengapa kami punya kendala di TPS, ternyata itu karena lemahnya pemahaman petugas KPPS terhadap apa yang menjadi kebutuhan pemilih disabilitas," ujar Mahmud.
Ditambahkannya, pemilih disabilitas hanya meminta agar dimudahkan saat di TPS. Misalnya tanah harus rata, kotak suara tidak boleh di tempat yang tinggi, dan tidak ada tangga atau tempat yang tinggi yang harus dilewati.
(kri)