Rapor merah Golkar, PDIP, Gerindra & Demokrat

Rabu, 02 April 2014 - 14:18 WIB
Rapor merah Golkar,...
Rapor merah Golkar, PDIP, Gerindra & Demokrat
A A A
Sindonews.com - Suhu politik di kalangan elite partai politik (parpol) kian memanas. Tercatat ada empat parpol yang menjadi pembicaraan utama di kalangan politikus.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis empat partai tersebut yakni, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Demokrat.

LSI menilai, empat parpol tersebut terkena dampak dari kampanye negatif yang dilancarkan dari masing-masing parpol dan mendapat perhatian publik.

Hasil riset LSI dilakukan sejak tanggal 22 sampai 26 Maret 2014. LSI menyebutkan, empat parpol tersebut terkena efek negatif akibat tindakan para petinggi parpol maupun calon yang dijagokan parpol.

LSI menyatakan, Golkar mendapat efek negatif dari tindakan Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie (Ical) yang kedapatan melakukan perjalanan ke Maladewa bersama artis.

"Kasus ini ramai dibincangkan di media sosial maupun media konvensional cetak dan elektronik," kata Peneliti LSI Adjie Alfaraby, di Kantor LSI, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2014).

Selanjutnya PDIP, parpol ini terkena dampak negatif dari 'penghianatan' komitmen Batu Tulis dan 'ingkar janji' soal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang memilih menjadi calon presiden dengan meninggalkan janjinya menuntaskan pembangunan selama lima tahun untuk Jakarta.

"Jokowi digambarkan menjadi 'pinokio' yang hidungnya bertambah panjang karena berbohong," ujarnya.

Sementara Gerindra, masih diungkit dan dipersepsikan belum bisa melepaskan diri dari memori publik soal masa silam Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto, dalam kasus penculikan aktivis tahun 1998.

Sedangkan, Partai Demokrat, terkena dampak dari penilaian publik lantaran deretan kasus korupsi yang menimpa pengurus dan kader partai. Disaat bersamaan Demokrat gencar melancarkan kampanye antikorupsi.

"Partai Demokrat memasuki babak baru drama korupsinya, di mana mantan ketua umumnya Anas Urbaningrum terus mencicil tuduhannya soal penggunaan dana Century dalam Pemilu 2009," tambahnya.

Survei LSI dilakukan dengan metode sampling atau multistage random sampling dengan mengambil responden awal sebanyak 1.200 responden, serta dilakukan dengan metode wawancara tata muka yang menyediakan kuesioner. Penelitian itu masih mengalami kesalahan dengan margin of error sebanyak kurang lebih 2,9 persen.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8447 seconds (0.1#10.140)