Diperiksa 6 jam, Bendahara perusahaan Wawan ngacir
A
A
A
Sindonews.com - Bendahara PT Bali Pasific Pragama (BPP), perusahaan milik Tubagus Chaeri Wardhana atau Wawan, Kurrotul Aini diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama lebih enam jam. Aini diperiksa sejak pukul 13.48 WIB hingga pukul 19.59 WIB.
Sesaat setelah keluar Kantor KPK, Aini yang diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suang Pemilukada Lebak itu tampak terburu-buru menurni tangga dan terus berjalan ke Jalan HR Rasuna Said di depan Gedung KPK, Jakarta. Terlihat perempuan muda ini langsung menghubungi seseorang melalui telepon genggam.
Dia terus berjalan menelusuri trotoar untuk menghindari wartawan. Sesampai di bagian ujung Gedung Kantor Pusat Jasa Raharja, Aini berhenti dan mematikan handphone-nya untuk menaiki ojek. Lokasi ini sekitar 50 meter dari Gedung KPK.
Sesaat sebelum ojek meninggalkan area, KORAN SINDO mengajukan pertanyaan kepadanya. Dia tampak terkejut saat dikonfirmasi terkait pemeriksaannya untuk tersangka Ratu Atut, kakak kandung bos Aini, Wawan.
"Enggak, cuma pekerjaan saja. Maaf ya buru-buru," ujar Aini yang sudah duduk di atas ojek, di depan Gedung Jasa Raharja, Jakarta, Rabu (26/2/14).
Dia terlihat enggan menjawab saat dikonfirmasi soal jabatannya sebagai Bendahara Kantor Pusat PT BPP. Raut mukanya masih kaget. "Bendahara apaan? Bukan," katanya.
Dikonfirmasi ulang apakah penyidik menanyakan seputar Ratu Atut, Aini tetap membantah. Dia mengaku hanya dikonfirmasi penyidik soal Wawan. Tetapi bukan soal dugaan suap pengurusan sengketa Pemilukada Banten. "Iya Pak Wawan. (soal) Lebak. (Berapa pertanyaan) lupa mas. Tanya penyidik saja. Ya, soal pekerjaan," bebernya.
Sebelumnya, Aini tiba di Gedung KPK sekita pukul 13.48 WIB. Terlihat Aini mengenakan jilbab hitam, baju kembang-kembang, kacamata. Serta menenteng tas kecil berwarna krem.
Dari informasi yang dihimpun KORAN SINDO, Aini merupakan alumni dari salah satu kampus negeri ternama di Wilayah Banten. Aini sebelumnya sudah diperiksa beberapa kali sebagai saksi untuk Wawan dan tersangka lainnya.
Berita
KPK periksa Bendahara Perusahaan Wawan
Sesaat setelah keluar Kantor KPK, Aini yang diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suang Pemilukada Lebak itu tampak terburu-buru menurni tangga dan terus berjalan ke Jalan HR Rasuna Said di depan Gedung KPK, Jakarta. Terlihat perempuan muda ini langsung menghubungi seseorang melalui telepon genggam.
Dia terus berjalan menelusuri trotoar untuk menghindari wartawan. Sesampai di bagian ujung Gedung Kantor Pusat Jasa Raharja, Aini berhenti dan mematikan handphone-nya untuk menaiki ojek. Lokasi ini sekitar 50 meter dari Gedung KPK.
Sesaat sebelum ojek meninggalkan area, KORAN SINDO mengajukan pertanyaan kepadanya. Dia tampak terkejut saat dikonfirmasi terkait pemeriksaannya untuk tersangka Ratu Atut, kakak kandung bos Aini, Wawan.
"Enggak, cuma pekerjaan saja. Maaf ya buru-buru," ujar Aini yang sudah duduk di atas ojek, di depan Gedung Jasa Raharja, Jakarta, Rabu (26/2/14).
Dia terlihat enggan menjawab saat dikonfirmasi soal jabatannya sebagai Bendahara Kantor Pusat PT BPP. Raut mukanya masih kaget. "Bendahara apaan? Bukan," katanya.
Dikonfirmasi ulang apakah penyidik menanyakan seputar Ratu Atut, Aini tetap membantah. Dia mengaku hanya dikonfirmasi penyidik soal Wawan. Tetapi bukan soal dugaan suap pengurusan sengketa Pemilukada Banten. "Iya Pak Wawan. (soal) Lebak. (Berapa pertanyaan) lupa mas. Tanya penyidik saja. Ya, soal pekerjaan," bebernya.
Sebelumnya, Aini tiba di Gedung KPK sekita pukul 13.48 WIB. Terlihat Aini mengenakan jilbab hitam, baju kembang-kembang, kacamata. Serta menenteng tas kecil berwarna krem.
Dari informasi yang dihimpun KORAN SINDO, Aini merupakan alumni dari salah satu kampus negeri ternama di Wilayah Banten. Aini sebelumnya sudah diperiksa beberapa kali sebagai saksi untuk Wawan dan tersangka lainnya.
Berita
KPK periksa Bendahara Perusahaan Wawan
(dam)