Pilpres 2014, Persekutuan Gereja dukung WIN-HT

Rabu, 26 Februari 2014 - 11:57 WIB
Pilpres 2014, Persekutuan...
Pilpres 2014, Persekutuan Gereja dukung WIN-HT
A A A
Sindonews.com - Dukungan terhadap Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo (Win-HT), terus mengalir.

Dukungan tersebut datang dari Persekutuan Gereja Lembaga-lembaga Injil Indonesia (PGLII). Pasangan ini diharapkan menjaga integritas dan tetap berkarakter yang baik, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.

"Orang Kristen bersama agama lain harus bergandengan tangan membangun bangsa ini, perlu kita bersama dengan yang lain untuk membangun. Berdoa saja tidak cukup, tapi harus punya integritas moral yang lebih baik dari yang lain," kata Ketua Umum PGLII, Pendeta Nus Reimas.

Hal itu disampaikannya di sela pertemuan dengan 500 Sinode Gerejaa se-Jabodetabek bertema 'Mengusahakan Kesejahteraan Bangsa' di MNC Tower, Jakarta Pusat, Selasa 25 Februari 2014.

Nus Reimas menjelaskan, dalam mewujudkan cita-cita bangsa, seorang pemimpin harus mempunyai integritas moral baik serta menpunyai ketegasan dalam mengambil keputusan.

"Saya mengingatkan, siapapun yang maju dengan rasa hormat termasuk HT harus punya integritas dan karakter yang baik. Kalau tidak, Anda akan menjadi batu sandungan," tuturnya.

Dia berharap, agar umat Kristiani tidak golput saat digelarnya pemilu. Dengan sikap Golput, lanjutnya, maka akan berdosa lantaran dicap sebagai orang yang yang tidak bertanggung jawab.

"Katakan tidak pada korupsi. Masalah korupsi ini paling berbahaya di negeri ini, saya minta kita semua hadir di sini untuk mendukung dengan hati yang bersih, kita mendukung mereka (Win-HT) yang berpihak pada kebenaran," paparnya.

Analis politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menuturkan, keterlibatan HT dalam kontestasi Pilpres 2014, demi untuk memajukan bangsa ke depan. Pihaknya menekankan, agar seluruh elemen masyarakat harus aktif dan ambil bagian dalam memilih pemimpin di masa mendatang.

"Keberadaan HT dalam konteks ini bagian dari perjuangan melawan ketidakadilan. Berpikir tentang bangsa, saya tekankan kita harus buktikan aktif menjadi bagian dari perubahan," ucapnya.

Dia berharap, masyarakat jangan sampai terjebak oleh figur, unsur ketenaran yang belum tentu tidak bisa menuntaskan sejuta persoalan yang ada di negeri ini. Mengubah bangsa lanjut Boni, tidak cukup dilakukan satu kelompok agama.

"Kita harus punya pijakan nilai dan tujuan, upaya mengotori proses demokrasi selalu terjadi di manapun, karena itu, kita harus bisa menjalani proses pemilu ini secara benar. Tinggalkan simbol," tutupnya.

HT sendiri mengakui, saat dirinya terjun ke dunia politik bukan semata-mata untuk mengejar jabatan dan pendapatan pribadi. Dirinya merasa terpanggil untuk menyelesaikan persoalan pelik bangsa ini.

"Tanpa otoritas tidak bisa untuk membenahi Indonesia, untuk bisa buat kebijakan butuh otoritas. Misalnya kebijakan yang mampu membawa pendapatan masyarakat Rp12 juta per bulan, sehingga kita menjadi negara maju," tutur HT.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8611 seconds (0.1#10.140)