PKS nilai KPK ciut usut kasus kader PDIP

Jum'at, 21 Februari 2014 - 15:57 WIB
PKS nilai KPK ciut usut...
PKS nilai KPK ciut usut kasus kader PDIP
A A A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dianggap tak punya taring dalam mengusut kasus dugaan korupsi yang melibatkan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengatakan, melunaknya sikap KPK terhadap sejumlah kasus yang melibatkan kader-kader PDIP jelas terbukti.

"KPK tidak berani memaksa mereka untuk datang. Ini dimulai ketika KPK memanggil Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dalam kasus cek pelawat, di mana Megawati tidak datang dan KPK tidak bisa memaksanya,” kata Fahri Hamzah saat dihubungi wartawan, Jumat (21/2/2014).

Selain itu, dia juga menyinggung kasus dugaan suap di Mahkamah Konstitusi (MK) yang melibatkan Bupati nonaktif Gunung Mas, yang kini berstatus terdakwa, Hambit Bintih.
Seperti diketahui, Hambit adalah salah satu politikus PDIP.

“Yang terbaru adalah, KPK juga tidak proaktif menangani kasus impor bus Trans Jakarta dan BKTB dari Cina yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, yang dipimpin oleh Gubernur Jokowi,” tuturnya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diketahui merupakan kader PDIP. Semestinya, menurut dia, KPK segera mengusut, karena semua unsur kejahatan di kasus itu sudah jelas.

“Kasus bus Cina itu sudah sangat nyata segala unsur kejahatan lengkap, tapi KPK toh tetap tidak bergerak untuk memeriksanya. Ini yang menurut saya aneh,” ungkapnya.

Adapun yang bisa dijadikan dasar KPK mengusut kasus itu, yakni kondisi bus yang sering mogok dan terbaka, namun tetap di impor dalam jumlah ribuan. Kemudian, lanjut dia, terbongkar secara kasat mata bahwa mobil yang dibeli dengan harga super mahal itu ternyata mobil bekas dan kondisinya sudah karatan.

“Itu artinya unsur kejahatan sudah komplit, karena merugikan keuangan negara, ada merugikan kepentingan umum dan bahkan membahayakan nyawa warga negara. Dalam hukum keselamatan rakyat hukum yang tertinggi. Nah kalau sudah begini KPK tetap tidak masuk ada apa? Pasti ada apa-apanya,” cetusnya.

Sementara itu, dia juga menyinggung Ketua KPK Abraham Samad yang beberapa kali menghadiri acara yang digagas PDIP. ”Yah tidak salah dan tidak bisa dilarang kalau kemudian masyarakat menilai ada apa-apanya antara KPK dan PDIP,” pungkasnya.
(maf)
Berita Terkait
Strategi Pemberantasan...
Strategi Pemberantasan Korupsi
Partisipasi Publik dalam...
Partisipasi Publik dalam Pemberantasan Korupsi
Pemberantasan Korupsi...
Pemberantasan Korupsi dan Perampasan Aset
Sisi Lain dalam Pemberantasan...
Sisi Lain dalam Pemberantasan Korupsi
Pemberantasan Korupsi,...
Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Senjakala Pemberantasan...
Senjakala Pemberantasan Korupsi jika Kejaksaan Dilarang Usut Korupsi
Berita Terkini
Momen Raja Abdullah...
Momen Raja Abdullah II Jadi Sopir Prabowo, Sambut Hangat Kunjungan di Yordania
36 menit yang lalu
Prabowo dan Emir Qatar...
Prabowo dan Emir Qatar Saksikan Penandatanganan MoU Dialog Strategis RI-Qatar
51 menit yang lalu
Bane Raja Manalu: Larangan...
Bane Raja Manalu: Larangan Air Kemasan di Bawah 1 Liter Baik untuk Masa Depan Bali
56 menit yang lalu
Prabowo Disambut Raja...
Prabowo Disambut Raja Abdullah II Setibanya di Yordania
1 jam yang lalu
Adies Kadir: Pengesahan...
Adies Kadir: Pengesahan RUU TNI Menyelaraskan Ketahanan dengan Dinamika Zaman
2 jam yang lalu
Hakim Djuyamto Dijemput...
Hakim Djuyamto Dijemput Paksa Kejagung terkait Vonis Lepas Kasus CPO
2 jam yang lalu
Infografis
Irlandia Dukung Kasus...
Irlandia Dukung Kasus Genosida Gaza, Israel Tutup Kedubesnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved