Curhat Anas di balik terali besi

Rabu, 19 Februari 2014 - 22:56 WIB
Curhat Anas di balik...
Curhat Anas di balik terali besi
A A A
Sindonews.com - Tanggal 10 Januari 2014 sudah pasti menjadi momentum sejarah bagi kehidupan Anas Urbaningrum. Pada saat itu, politikus muda yang pernah menjabat Ketua Umum DPP Partai Demokrat menjadi penghuni Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi, akibat tersandung kasus dugaan gratifikasi proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sarana Olahraga (P3SON) Hambalang.

Sebagai tahanan, tentu tidak banyak yang bisa dilakukan politikus yang kemudian mendirikan organisasi masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu.

Laman blog Kompasiana pada Rabu (19/2/2014) memuat tulisan tentang hari pertama Anas di balik terali besi. Tulisan itu diposting oleh akun bernama Sahabat Anas Urbaningrum. Namun pada sore harinya, akun tersebut menghapus laman tulisan tersebut.

Kendati begitu, tulisan tentang curahan hati Anas ini bisa diakses melalui versi mobile di link http://m.kompasiana.com/post/read/634187/3/buku-harian-anas-urbaningrum-10-januari-2014.html.

Pada bagian atas laman tertulis "Buku Harian Anas Urbaningrum" dan menjadikan "10 Januari 2014" sebagai judul tulisan tersebut.

"Kamarnya agak luas. Lumayan untuk ukuran kamar tahanan dibanding yang saya bayangkan. Seperti kamar waktu dulu indekos di Surabaya atau Jakarta. Tempat tidurnya kecil, cukup untuk satu orang. Ada kamar mandi dan toilet yang dibatasi tembok. Ada pula wastafel dan rak piring kecil. Pokoknya mirip kamar kos-kosan mahasiswa," demikian paragraf pertama tulisan tersebut.

Kemudian, Anas juga menceritakan tentang penjagaan rutan KPK yang dijaga oleh pensiunan tentara. Selain itu, diceritakan pula suasana rutan, termasuk siapa saja di dalamnya. Bahkan, sejumlah penghuni rutan menyambut Anas dengan mengucapkan selamat datang.

"Ketika masuk, saya langsung disambut oleh beberapa penghuni yang sudah lebih awal bermukim di sini. Sebut saja Rudi Rubiandini. Malah saya dapat pinjaman sarung, sajadah dan handuk, sambil menunggu kiriman dari rumah. Ada pula Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan dan Budi Santoso yang memperkenalkan diri sebagai teman Djoko Susilo. Mereka kompak bilang selamat datang," tulis di laman blog tersebut.

Pada laman itu, ditulis juga tentang suasana hati Anas ketika menghadapi kenyataan harus di penjara. Termasuk soal surat perintah penahanan disampaikan dan diberikan oleh penyidik KPK. Anas juga sempat bertanya kepada penyidik KPK tentang penetapannya sebagai tersangka.

Tulisan Buku Harian Anas juga beredar di Twitter yang di-retweet oleh sejumlah pengguna media sosial tersebut. Tulisan itu diunggah dalam bentuk foto.

Kolega Anas yang juga anggota ormas PPI Tri Dianto membenarkan bahwa itu tulisan Anas. "Itu betul," katanya ketika dikonfirmasi Sindonews melalui sambungan telepon, Rabu (19/2/2014) malam.

Dia menceritakan, Anas pernah memberinya beberapa lembar kertas berisi tulisan saat kali pertama di penjara. Kertas itu diberikan saat dirinya bersama Atthiyah Laila, istri anas menjenguk Anas, tidak lama setelah penahanan. "Saya datang bersama Mbak Tia (Atthiyah Laila/istri Anas). Saat itu Anas memberikan lembaran kertas berisi tulisan Mas Anas," ujarnya.

Lembaran kertas itu, sambung Tri, nantinya akan disusun oleh tim yang dipercaya Anas menjadi sebuah buku.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0797 seconds (0.1#10.140)