Kesulitan distribusi logistik, KPU Papua Curhat
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua mengeluhkan tentang distribusi logistik pemilu ke setiap kabupaten/kota di wilayahnya. Keluhan itu disampaikan kepada KPU pusat.
Komisioner KPU Provinsi Papua Beatrix Wanane mengisahkan kesulitannya saat melakukan penyebaran logistik pemilu tersebut. Dari 15 kabupaten dan kota yang ada di Papua, semua masih terkendala soal pengiriman. Lantaran faktor cuaca, distribusi sulit dilakukan melalui jalur darat.
"Sekali sewa pesawat (biayanya) Rp25 juta, hanya angkat empat kotak," kata Beatrix, saat mengikuti kegiatan bakti sosial donor darah di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Beatrix meminta KPU pusat dan pemerintah agar memperhatikan situasi dan kondisi di Papua, jika ingin proses penyebaran distribusi logistik berjalan tepat waktu seperti yang dijadwalkan.
Selain itu, tambah dia, soal anggaran distribusi masih mengalami kekurangan. Dia berpendapat, wilayah di Papua hampir sebagian besar sulit ditempuh dengan jalur darat, dan berbeda seperti wilayah Jawa dan wilayah-wilayah lain pada umumkan.
"Untuk (anggaran) distribusi kami masih membutuhkan perhatian pemerintah karena kami ada soal di situ," tuturnya.
Adapun sejumlah wilayah di Papua yang memiliki kendala pendistribusian antara lain, Dogiyai, Deiyai, Intanjaya, Walimo, Nduga, Yahukimo, Tolikara, Pegunungan Bintang, Pegunungan Jaya, Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Mimika dan Waropen.
"Ada sekitar 15 tambah tiga di pesisir. Jadi ada sekitar 18 yang alat transport logistik punya tantangan yang besar, apalagi dengan musim hujan seperti ini," ungkap Beatrix.
Berita:
KPU tolak tambah anggaran terkait distribusi logistik
Distribusi logistik lewat laut tidak mudah
Komisioner KPU Provinsi Papua Beatrix Wanane mengisahkan kesulitannya saat melakukan penyebaran logistik pemilu tersebut. Dari 15 kabupaten dan kota yang ada di Papua, semua masih terkendala soal pengiriman. Lantaran faktor cuaca, distribusi sulit dilakukan melalui jalur darat.
"Sekali sewa pesawat (biayanya) Rp25 juta, hanya angkat empat kotak," kata Beatrix, saat mengikuti kegiatan bakti sosial donor darah di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Beatrix meminta KPU pusat dan pemerintah agar memperhatikan situasi dan kondisi di Papua, jika ingin proses penyebaran distribusi logistik berjalan tepat waktu seperti yang dijadwalkan.
Selain itu, tambah dia, soal anggaran distribusi masih mengalami kekurangan. Dia berpendapat, wilayah di Papua hampir sebagian besar sulit ditempuh dengan jalur darat, dan berbeda seperti wilayah Jawa dan wilayah-wilayah lain pada umumkan.
"Untuk (anggaran) distribusi kami masih membutuhkan perhatian pemerintah karena kami ada soal di situ," tuturnya.
Adapun sejumlah wilayah di Papua yang memiliki kendala pendistribusian antara lain, Dogiyai, Deiyai, Intanjaya, Walimo, Nduga, Yahukimo, Tolikara, Pegunungan Bintang, Pegunungan Jaya, Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Mimika dan Waropen.
"Ada sekitar 15 tambah tiga di pesisir. Jadi ada sekitar 18 yang alat transport logistik punya tantangan yang besar, apalagi dengan musim hujan seperti ini," ungkap Beatrix.
Berita:
KPU tolak tambah anggaran terkait distribusi logistik
Distribusi logistik lewat laut tidak mudah
(dam)