Koalisi Kebangsaan bisa terulang
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan Golkar belum memikirkan secara jauh rencana koalisi dengan partai lain. Pasalnya, Golkar masih fokus untuk pemilu legislatif (pileg) 9 April 2014 mendatang.
Menurut Akbar, bila melihat faktor sejarah, bisa saja Golkar menjalin koalisi partai termasuk dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Koalisi kebangsaan. Dalam koalisi kebangsaan itu, pada putaran kedua Golkar mendukung Mega-Hasyim," kata Akbar di Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta, Rabu (5/2/2014).
Dia mencontohkan, jelang pemilu 2014 Golkar memiliki banyak peluang untuk berkoalisi dengan partai lain. Namun, kepastian koalisi menjadi kewenangan pengurus partai yang aktif dalam pengurus harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.
Pada saat pemilu 2014 Golkar diketuai Jusuf Kalla, kata dia, kepastian koalisi menjadi kewenangan Jusuf Kalla dan pengurus partai lainnya.
"Karena Pak JK (Jusuf Kalla)berkepentingan memberi dukungan pada pemerintah karena dia wapres," ujarnya.
Akbar berharap jika harus melakukan koalisi dengan PDIP, maka koalisi yang ditempuh adalah koalisi permanen. Artinya, koalisi bisa dibangun saat pemilu legislatif dan pemilu Presiden. "Sangat mungkin. Itu pernah kita lakukan, kita punya sejarah, apalagi koalisi permanen, itu juga akan terkait dengan proses pilpres," tutupnya.
Pada bagian lain, Akbar yang merupakan tokoh senior HMI berharap calon anggota legislatif alumni kader HMI mampu melakukan perubahan bangsa ke arah lebih baik.
Pada acara itu, Akbar berpesan agar para caleg dari HMI memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan cita-cita perubahan. Bahkan, bila perlu kader HMI yang 'nyaleg' bisa meneguhkan semangatnya melalui pakta integritas.
"Kami berharap kader HMI terus mewarnai perpolitikan Indonesia dengan cita-cita memperbaiki bangsa. Tentunya ada rencana pakta integritas nanti dari kader dan pengurus," ujar Akbar di Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta, Rabu (5/2/2014).
Berita:
PDIP ogah pikirkan koalisi
Partai Golkar ngebet koalisi dengan PDIP
Menurut Akbar, bila melihat faktor sejarah, bisa saja Golkar menjalin koalisi partai termasuk dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Koalisi kebangsaan. Dalam koalisi kebangsaan itu, pada putaran kedua Golkar mendukung Mega-Hasyim," kata Akbar di Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta, Rabu (5/2/2014).
Dia mencontohkan, jelang pemilu 2014 Golkar memiliki banyak peluang untuk berkoalisi dengan partai lain. Namun, kepastian koalisi menjadi kewenangan pengurus partai yang aktif dalam pengurus harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.
Pada saat pemilu 2014 Golkar diketuai Jusuf Kalla, kata dia, kepastian koalisi menjadi kewenangan Jusuf Kalla dan pengurus partai lainnya.
"Karena Pak JK (Jusuf Kalla)berkepentingan memberi dukungan pada pemerintah karena dia wapres," ujarnya.
Akbar berharap jika harus melakukan koalisi dengan PDIP, maka koalisi yang ditempuh adalah koalisi permanen. Artinya, koalisi bisa dibangun saat pemilu legislatif dan pemilu Presiden. "Sangat mungkin. Itu pernah kita lakukan, kita punya sejarah, apalagi koalisi permanen, itu juga akan terkait dengan proses pilpres," tutupnya.
Pada bagian lain, Akbar yang merupakan tokoh senior HMI berharap calon anggota legislatif alumni kader HMI mampu melakukan perubahan bangsa ke arah lebih baik.
Pada acara itu, Akbar berpesan agar para caleg dari HMI memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan cita-cita perubahan. Bahkan, bila perlu kader HMI yang 'nyaleg' bisa meneguhkan semangatnya melalui pakta integritas.
"Kami berharap kader HMI terus mewarnai perpolitikan Indonesia dengan cita-cita memperbaiki bangsa. Tentunya ada rencana pakta integritas nanti dari kader dan pengurus," ujar Akbar di Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta, Rabu (5/2/2014).
Berita:
PDIP ogah pikirkan koalisi
Partai Golkar ngebet koalisi dengan PDIP
(dam)