Perbaikan lingkungan, solusi atasi banjir

Kamis, 30 Januari 2014 - 01:25 WIB
Perbaikan lingkungan,...
Perbaikan lingkungan, solusi atasi banjir
A A A
Sindonews.com - Kerusakan lingkungan diduga kuat sebagai pemicu terjadinya banjir. Karena itu, perbaikan lingkungan dinilai sebagai solusi untuk mengatasi banjir.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, tidak ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi banjir selain memperbaiki lingkungan yang sudah rusak.

"Teorinya kenapa air itu masuk ke satu tempat karena sudah tidak ada lagi tempat penyimpan air di gunung," kata JK saat menerima bantuan untuk korban bencana banjir dari PT Sido Muncul di Kantor PMI, di Jakarta, Rabu 29 Januari 2014.

Menurut dia, air yang harusnya tersimpan di kawasan hijau tumpah ke pemukiman karena hutan sudah gundul dan bukit yang ada sudah dibangun tempat tinggal warga.

Kondisi itu yang menyebabkan terjadi banjir. Apalagi banyak sungai yang sudah tidak berfungsi dengan baik. "Dulu kan teorinya kalau ada hujan masuk ke hutan dulu. Tapi sekarang air langsung lari ke satu tempat atau perkampungan," ujarnya.

JK mencontohkan kondisi di Jakarta yang sudah tidak ada lagi daerah resapan air atau kawasan hijau. Karena itu, solusinya harus dimulai dari perbaikan lingkungan, baik di hulu maupun di hilir.

Perbaikan itu bisa dengan cara melakukan normalisasi fungsi sungai dan perbaikan saluran air. Kemudian, masyarakat yang tinggal di pinggir kali dipindahkan ke rumah susun. "Itu saja, tapi harus dilakukan serentak," ucapnya.

Mantan Wakil Presiden itu menegaskan, upaya mengatasi banjir harus dilakukan secara komprehensif. Penanganan banjir tidak bisa hanya membenahi kondisi lingkungan di hulu. Sementara sungai tidak berfungsi dengan baik.

Sebaliknya, sungai berfungsi dengan lancar tidak mengatasi masalah tanpa perbaikan di hulu. "Mau lancar tapi orang tinggal di pinggir kali, sulit. Jadi harus serentak," papar JK.

Untuk mengatasi banjir yang rutin terjadi setiap tahun di Jakarta, JK menjelaskan, setidaknya dibutuhkan Rp25 triliun pada tahap awal. Sebesar Rp10 triliun untuk keperluan normalisasi fungsi sungai dan memperbaiki kawasan hutan di Puncak Bogor.

Sedangkan sisanya sebesar Rp15 triliun dialokasikan untuk membangun rumah susu warga. "Jadi tahap pertama itu dulu yang mesti dilakukan," tuturnya.

Negara ini dikatakan tidak akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dana perbaikan tersebut, dengan catatan mau menarik subsidi bahan bakar minyak (BBM). JK menyebutkan, dana negara yang digunakan untuk subsidi BBM tahun ini saja di atas Rp400 triliun.

Menurutnya, dalam sehari mencapai Rp1 triliun. "10 hari saja orang tidak disubsidi bisa menyelesaikan masalah Jakarta tahap pertama," tandas JK.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengaku prihatin dengan bencana yang terjadi berbagai daerah di Tanah Air. Sebagai bentuk kepedulian, pihaknya memberi bantuan sebesar 3.000 paket sembako dan obat-obatan senilai Rp300 juta.

Bantuan itu diberikan untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah. "Kita berpartisipasi memberi bantuan," kata Irwan.

Bantuan itu diharapkan bisa meringankan beban warga yang tertimpa musibah. Sebelumnya bantuan serupa telah diberikan kepada korban bencana banjir di wilayah Jakarta.

Bantuan itu diberikan lewat PMI di lima wilayah di Jakarta. Irwan mengaku pihaknya juga bekerjasama dengan Mabes TNI AD dengan bantuan sebesar Rp200 juta. Total bantuan yang telah diberikan bagi korban banjir dan tanah longsor mencapai Rp700 juta.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8177 seconds (0.1#10.140)