Kompetensi baca siswa SD di Indonesia lemah

Selasa, 21 Januari 2014 - 19:17 WIB
Kompetensi baca siswa...
Kompetensi baca siswa SD di Indonesia lemah
A A A
Sindonews.com - Kemampuan membaca, matematika dan sains dasar pelajar Sekolah Dasar (SD) di Indonesia, masih tertinggal dengan negara-negara lain.

Salah satu penyebabnya ialah, masih lemahnya kemampuan penyelesaian soal berbentuk cerita yang membutuhkan proses pemecahan masalah kontekstual.

Hal ini disampaikan oleh Aguswan Khotibul Umam saat melaksanakan ujian terbuka program doktor di Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM) belum lama ini.

Berdasarkan data Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang meneliti siswa kelas IV SD Indonesia, prestasi membaca siswa Indonesia sangat rendah.

"Menurut penelitian tersebut, terdapat permasalahan pada pemahaman membaca siswa SD di Indonesia. Padahal, kompetensi membaca, menulis dan berhitung anak pada setiap level pendidikan merupakan faktor penentu keberhasilan akademik anak," kata Agus di Yogyakarta, Selasa (21/1/2014).

Selanjutnya, Agus menuturkan, kemampuan membaca siswa Indonesia berada pada urutan ke-45 dari 49 negara yang diteliti. Skor Indonesia (405) berada di atas Qatar (353), Maroko (323) dan Afrika Selatan (302).

Menurut Agus, para siswa yang mengalami persoalan pemahaman membaca, akan bermasalah dalam mencapai prestasi matematika, termasuk dalam penyelesaian soal cerita matematika.

"Rendahnya kompetensi membaca guru, berimplikasi pada lemahnya kualitas pengajaran membaca. Selain itu lingkungan literasi keluarga, kurangnya penguasaan kosakata siswa serta rendahnya motivasi membaca siswa juga menjadi faktor penyebab kompetensi membaca siswa SD Indonesia rendah," jelasnya.

Staf Pengajar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Jurai Siwo Metro, Lampung ini menjelaskan, berdasarkan penelitiannya terhadap 350 pelajar SD. Terlihat jika pemahaman soal cerita matematika bisa dijelaskan secara bersama-sama.

"Melalui pengajaran membaca, lingkungan literasi keluarga, penguasaan kosakata dan motivasi membaca. Pengusaaan kosakata memiliki pengaruh terkuat yakni 23,4 persen dalam membantu siswa memahami soal cerita matematika dengan benar," ucapnya.

"Sedangkan pengajaran membaca berperan sebesar 13,3 persen, diikuti dengan lingkungan literasi keluarga sebanyak 0,47 persen," imbuhnya.

Disebutkan Aguswan, penguasaan kosakata berperan sebagai mediator pengaruh pengajaran membaca dan lingkungan literasi keluarga terhadap pemahaman soal cerita matematika.

Sedangkan motivasi membaca tidak berperan sebagai mediator, pengaruh pengajaran membaca dan lingkungan literasi keluarga terhadap pemahaman soal cerita.

“Faktor pengajaran membaca, lingkungan literasi keluarga dan penguasaan kosakata dapat dipakai bahan acuan untuk optimalisasi peningkatan pemahaman soal cerita matematika pada siswa sekolah dasar,” terangnya.

Seperti diketahui, Aguswan memaparkan hasil penelitiannya tersebut melalui disertasinya yang berjudul Penguasaan Kosakata dan Motivasi Membaca Sebagai Mediator Pengaruh Pengajaran Membaca dan Lingkungan Literasi Keluarga Terhadap Pemahaman Sosial Cerita Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar.

Pendidikan karakter, solusi kikis masalah bangsa
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0665 seconds (0.1#10.140)