Akbar: Parpol hilang fungsi kritisnya
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tanjung menilai partai politik sekarang tengah hilang sikap kritisnya terhadap kebijakan negara.
Partai, kata Akbar lebih cenderung 'nyaman' menempatkan strategi politiknya untuk mengamankan kekuasaan ketimbang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
"Sekarang parpol malah jadi koalisi yang kurang baik menyikapi kebijakan publik. Inilah kelemahan parpol kita, tidak menggunakan parpol sabagai tujuan kesejahteraan rakyat," kata Akbar, saat diskusi "Pemimpin Untuk Indonesia Maju dan Bebas Korupsi" di CheeseCake Factory, Cikini, Jakarta, Minggu (19/1/2014).
Menurut Akbar, publik sekarang sulit mengenali platform yang dibangun masing-masing parpol. Sebab satu dengan lainnya, parpol pada dasarnya mempunyai platform dan perjuangan yang sama.
Akbar mengatakan, kelemahan sekarang adalah para tokoh-tokoh politik di parpol mudah menggunakan media demokrasi tersebut untuk kepentingan pragmatis. Sehingga hilang kendali dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Ditambahkan dia, pengurus parpol justru hilang kesadaran dan turut memperlemah sistem demokrasi yang berkembang. Alhasil, demokrasi melulu bersifat prosedural.
"Karena yang kita liat masih prosedural. (Subtansi demokrasi) Itu yang harus ditingkatkan dari demokrasi kita," sambungnya.
Partai, kata Akbar lebih cenderung 'nyaman' menempatkan strategi politiknya untuk mengamankan kekuasaan ketimbang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
"Sekarang parpol malah jadi koalisi yang kurang baik menyikapi kebijakan publik. Inilah kelemahan parpol kita, tidak menggunakan parpol sabagai tujuan kesejahteraan rakyat," kata Akbar, saat diskusi "Pemimpin Untuk Indonesia Maju dan Bebas Korupsi" di CheeseCake Factory, Cikini, Jakarta, Minggu (19/1/2014).
Menurut Akbar, publik sekarang sulit mengenali platform yang dibangun masing-masing parpol. Sebab satu dengan lainnya, parpol pada dasarnya mempunyai platform dan perjuangan yang sama.
Akbar mengatakan, kelemahan sekarang adalah para tokoh-tokoh politik di parpol mudah menggunakan media demokrasi tersebut untuk kepentingan pragmatis. Sehingga hilang kendali dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Ditambahkan dia, pengurus parpol justru hilang kesadaran dan turut memperlemah sistem demokrasi yang berkembang. Alhasil, demokrasi melulu bersifat prosedural.
"Karena yang kita liat masih prosedural. (Subtansi demokrasi) Itu yang harus ditingkatkan dari demokrasi kita," sambungnya.
(ysw)