Gagal jalankan kurikulum, tak pengaruhi tunjangan guru
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah belum akan memotong tunjangan profesi bagi guru yang gagal melaksanakan kurikulum baru. Meski tahun ini pengukuran kinerja guru sudah dimulai.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah belum akan memberikan sanksi pemotongan tunjangan profesi bagi guru sasaran kurikulum baru. Pasalnya, untuk tahun ini status guru masih dalam tahap adaptasi pelatihan untuk meningkatkan kualitas mengajar.
“Untuk tahun ini belum ada pengukuran kinerja yang dikaitkan dengan implementasi kurikulum. Kami masih memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkan diri,” katanya usai acara Pressworkshop Kurikulum di Universitas Terbuka (UT), Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Meski demikian, Kemendikbud tetap akan menilai kinerja mereka. Dia menyebutkan, rapor akan diberikan sebelum dan pasca pelatihan sebagai perbandingan kualitas mereka.
M Nuh mengakui, sebagai profesi yang sudah mendapatkan tunjangan seharusnya guru memahami substansi kurikulum. Dia pun mengakui, rapor guru yang sudah dilatih tahun kemarin juga masih memprihatinkan.
Sebab, nilai rata-rata guru pada pra pelatihan ialah 40. Lalu pasca pelatihan hanya naik menjadi 52,6. Sedangkan jika ditambah dengan nilai sikap maka naiknya hanya menjadi 68.
Mantan Rektor ITS ini menyebutkan, pemerintah berkomitmen akan mengukur kinerja guru terkait tunjangan profesi melalui pelatihan ini. Dia menyebutkan, jika tunjangan dinaikkan tanpa adanya pelatihan maka kualitas guru tidak akan membaik.
“Peningkatan kinerja ini akan dikaitkan langsung dengan peningkatan kesejahteraan. Maka semua guru ini akan kita latih sebaik-baiknya,” ujar mantan Menkominfo ini.
Dia menuturkan, tahun ini kurikulum akan diterapkan secara penuh. Ditargetkan ada 24.781.221 siswa SD dan 6.495.977 siswa sekolah menengah yang akan menjadi sasaran kurikulum baru. Pemerintah pun tengah mempersiapkan buku baru serta pelatihan guru agar kurikulum tahun ini lebih siap.
Nuh meyakini, tahun ini memang menjadi tahun politik. Namun, dia optimis kurikulum akan berjalan baik karena sudah ada komitmen di pemerintah untuk menyukseskan kurikulum tersebut. Masyarakat juga tidak perlu memikirkan anggaran kurikulum jika rezim pemerintahan sudah berganti. Sebab anggaran 2015 sudah disusun sejak 2014.
“Insya Allah siapapun presidennya jika mereka menggunakan pendekatan nalar maka kurikulum akan jalan terus,” terangnya.
Baca berita:
Implementasi kurikulum 2013, banyak guru gagal paham
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah belum akan memberikan sanksi pemotongan tunjangan profesi bagi guru sasaran kurikulum baru. Pasalnya, untuk tahun ini status guru masih dalam tahap adaptasi pelatihan untuk meningkatkan kualitas mengajar.
“Untuk tahun ini belum ada pengukuran kinerja yang dikaitkan dengan implementasi kurikulum. Kami masih memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkan diri,” katanya usai acara Pressworkshop Kurikulum di Universitas Terbuka (UT), Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Meski demikian, Kemendikbud tetap akan menilai kinerja mereka. Dia menyebutkan, rapor akan diberikan sebelum dan pasca pelatihan sebagai perbandingan kualitas mereka.
M Nuh mengakui, sebagai profesi yang sudah mendapatkan tunjangan seharusnya guru memahami substansi kurikulum. Dia pun mengakui, rapor guru yang sudah dilatih tahun kemarin juga masih memprihatinkan.
Sebab, nilai rata-rata guru pada pra pelatihan ialah 40. Lalu pasca pelatihan hanya naik menjadi 52,6. Sedangkan jika ditambah dengan nilai sikap maka naiknya hanya menjadi 68.
Mantan Rektor ITS ini menyebutkan, pemerintah berkomitmen akan mengukur kinerja guru terkait tunjangan profesi melalui pelatihan ini. Dia menyebutkan, jika tunjangan dinaikkan tanpa adanya pelatihan maka kualitas guru tidak akan membaik.
“Peningkatan kinerja ini akan dikaitkan langsung dengan peningkatan kesejahteraan. Maka semua guru ini akan kita latih sebaik-baiknya,” ujar mantan Menkominfo ini.
Dia menuturkan, tahun ini kurikulum akan diterapkan secara penuh. Ditargetkan ada 24.781.221 siswa SD dan 6.495.977 siswa sekolah menengah yang akan menjadi sasaran kurikulum baru. Pemerintah pun tengah mempersiapkan buku baru serta pelatihan guru agar kurikulum tahun ini lebih siap.
Nuh meyakini, tahun ini memang menjadi tahun politik. Namun, dia optimis kurikulum akan berjalan baik karena sudah ada komitmen di pemerintah untuk menyukseskan kurikulum tersebut. Masyarakat juga tidak perlu memikirkan anggaran kurikulum jika rezim pemerintahan sudah berganti. Sebab anggaran 2015 sudah disusun sejak 2014.
“Insya Allah siapapun presidennya jika mereka menggunakan pendekatan nalar maka kurikulum akan jalan terus,” terangnya.
Baca berita:
Implementasi kurikulum 2013, banyak guru gagal paham
(kri)