Ditinggal sebulan, kontrakan Dayat sempat mau dibongkar
A
A
A
Sindonews.com - Gerak-gerak Nur Hidayat alias Hidayat atau Daeng sebagai satu dari enam pelaku terduga teroris yang ditembak mati Tim Densus 88 Mabes Polri mulai terendus sejak mendekati bulan Ramadan lalu.
"Saya mulai curiga pas dia enggak balik-balik ke kontrakan sampe satu bulan. Muncul-muncul abis Lebaran tiga hari, terus langsung bayar kontrakan," kata Ferry Senovil (30), keponakan Zaenab (62), pemilik kontrakan saat ditemui Sindonews.com di lokasi, Rabu (1/1/2014).
Ferry mengaku sempat berencana membongkar rumah kontrakan Dayat karena dibiarkan kosong selama satu bulan. Namun rencana itu diurungkan lantaran bibinya, Zaenab sang pemilik kontrakan, tidak mengizinkan.
"Sempat mau saya bongkar kalau enggak ditempatin, tapi bibi saya bilang jangan. Takutnya dia balik lagi karena sewa kontrakannya belum jatuh tempo," jelasnya.
Ia mengutarakan, kontrakan satu petak yang ditempati Dayat hanya berjarak satu tembok dengan dapur rumahnya. Meski bersebelahan, di dalam kontrakan rumah terduga teroris itu tidak pernah terdengar suara mencurigakan.
"Posisi petakan dia sama dapur rumah saya satu tembok. Tapi saya enggak pernah dengar suara geratak dari kontrakan dia," ujarnya.
Menurut Ferry, rumah kontrakan yang disewakan bibinya itu ada empat petak. Rumah kontrakan yang ditinggali Dayat sendiri menghadap ke kebon bambu dengan cat tembok berwarna merah jambu.
"Di situ ada empat petak. Posisi kontrakan Dayat menghadap pohon bambu di kebon belakang, temboknya yang warna pink," jelasnya.
Ferry mengatakan, belum sempat mencek kondisi rumah kontrakan milik bibinya tersebut. Sebab, sejak datang pagi tadi, petugas polisi di lokasi tidak mengizinkannya menembus garis polisi.
"Saya mau lihat enggak dikasih. Kalau dilihat dari jauh genteng rumah kelihatannya udah pada hancur. Temboknya paling juga begitu, kan ditembakin peluru," bebernya.
Ia menyayangkan gagal membongkar kontrakan Dayat kala itu karena ditentang bibinya. Sebab, bila saja pembongkaran itu jadi dilakukan, kemungkinan bakal ditemukan barang mencurigakan di dalam.
"Kalau aja saya waktu itu ga dilarang bongkar kontrakan Dayat, mungkin udah ketauan ada barang apa aja di dalam," tandasnya.
Baca:
Penggerebekan teroris gagalkan acara bakar ayam warga
"Saya mulai curiga pas dia enggak balik-balik ke kontrakan sampe satu bulan. Muncul-muncul abis Lebaran tiga hari, terus langsung bayar kontrakan," kata Ferry Senovil (30), keponakan Zaenab (62), pemilik kontrakan saat ditemui Sindonews.com di lokasi, Rabu (1/1/2014).
Ferry mengaku sempat berencana membongkar rumah kontrakan Dayat karena dibiarkan kosong selama satu bulan. Namun rencana itu diurungkan lantaran bibinya, Zaenab sang pemilik kontrakan, tidak mengizinkan.
"Sempat mau saya bongkar kalau enggak ditempatin, tapi bibi saya bilang jangan. Takutnya dia balik lagi karena sewa kontrakannya belum jatuh tempo," jelasnya.
Ia mengutarakan, kontrakan satu petak yang ditempati Dayat hanya berjarak satu tembok dengan dapur rumahnya. Meski bersebelahan, di dalam kontrakan rumah terduga teroris itu tidak pernah terdengar suara mencurigakan.
"Posisi petakan dia sama dapur rumah saya satu tembok. Tapi saya enggak pernah dengar suara geratak dari kontrakan dia," ujarnya.
Menurut Ferry, rumah kontrakan yang disewakan bibinya itu ada empat petak. Rumah kontrakan yang ditinggali Dayat sendiri menghadap ke kebon bambu dengan cat tembok berwarna merah jambu.
"Di situ ada empat petak. Posisi kontrakan Dayat menghadap pohon bambu di kebon belakang, temboknya yang warna pink," jelasnya.
Ferry mengatakan, belum sempat mencek kondisi rumah kontrakan milik bibinya tersebut. Sebab, sejak datang pagi tadi, petugas polisi di lokasi tidak mengizinkannya menembus garis polisi.
"Saya mau lihat enggak dikasih. Kalau dilihat dari jauh genteng rumah kelihatannya udah pada hancur. Temboknya paling juga begitu, kan ditembakin peluru," bebernya.
Ia menyayangkan gagal membongkar kontrakan Dayat kala itu karena ditentang bibinya. Sebab, bila saja pembongkaran itu jadi dilakukan, kemungkinan bakal ditemukan barang mencurigakan di dalam.
"Kalau aja saya waktu itu ga dilarang bongkar kontrakan Dayat, mungkin udah ketauan ada barang apa aja di dalam," tandasnya.
Baca:
Penggerebekan teroris gagalkan acara bakar ayam warga
(rsa)