Saat rencana perayaan Natal itu tak terlaksana
A
A
A
Sindonews.com - Peter Prana ALdaka, 3, terbaring lemas, ketika KORAN SINDO dan beberapa wartawan lainnya, menyambangi dirinya di Rumah Sakit Panti Waluyo Solo, Rabu (25/12/2013) siang. Dengan kondisi wajah yang pucat, bocah tersebut mencoba menebar senyum di bibir manisnya.
Tidak banyak kata yang terucap di bibirnya siang itu, hal itu karena kondisi bocah tersebut yang masih berbaring sakit, akibat gejala tipes yang dideritanya. Sesekali dirinya hanya menanyakan mengenai kedatangan Santa Claus yang bakal memberikan hadiah kepada dirinya saat Natal tiba. Bahkan pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan yang paling sering terlontar dari mulut bocah kecil tersebut.
Cerita mengenai santa claus menjadi hiburan tersendiri bagi anak tersebut saat menjalani perawatan di rumah sakit. Hal itu dilakukan oleh orangtua Peter agar sang anak tersebut betah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. apalagi sang bocah itu harus dirawat saat perayaan Natal tiba. Sehingga anak tersebut harus menghabiskan waktu di tempat tidurnya dengan selang infuse yang tertancap di tubuhnya.
Ibu dari Peter, Lusi Aloysia, menyebutkan anak tersebut memang terpaksa di rawat di rumah sakit tersebut sejak Selasa, 24 Desember 2013 kemaren. Padahal sebelum di rawat di rumah sakit, sang anak tersebut telah merencanakan perayaan Natal bersama orangtua beserta dua kakaknya. Akan tetapi karena harus dirawat di rumah sakit, rencana natal tersebut akhirnya urung dilakukan.
“Kemarin sudah merencanakan untuk main-main dan jalan-jalan ke luar Kota akan tetapi karena ada halangan yang jadinya dirayakan di rumah sakit saja. Nanti kalau sudah sehat bisa diajak jalan-jalan ke tempat lain,” ucapnya.
Pihaknya berharap perayaan natal di rumah sakit ini hanya dilakukan sekali saja dalam seumur hidupnya. Pasalnya momen Natal yang biasanya dirayakan dengan penuh kegembiraan, kini malah dirayakannya di rumah sakit.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Jiyono, warga Simo, Boyolali. Pihakya harus merayakan Natal bersama keluarga dan anak-anaknya di rumah sakit tersebut. Meskipun demikian, pria yang menderita gangguan prostat tersebut mengaku tatap bersyukur meskipun merayakan natal di rumah sakit. Ia menegaskan dalam kondisi apapun, setiap manusia harus bersyukur dan harus menerima semua yang telah digariskan oleh sng tuhan kepada setiap umatnya.
“Yang penting manusia itui bersyukur, mau merayakan di rumah sakit atau di mana saja itu tidak ada masalah,” tegasnya.
Tidak banyak kata yang terucap di bibirnya siang itu, hal itu karena kondisi bocah tersebut yang masih berbaring sakit, akibat gejala tipes yang dideritanya. Sesekali dirinya hanya menanyakan mengenai kedatangan Santa Claus yang bakal memberikan hadiah kepada dirinya saat Natal tiba. Bahkan pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan yang paling sering terlontar dari mulut bocah kecil tersebut.
Cerita mengenai santa claus menjadi hiburan tersendiri bagi anak tersebut saat menjalani perawatan di rumah sakit. Hal itu dilakukan oleh orangtua Peter agar sang anak tersebut betah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. apalagi sang bocah itu harus dirawat saat perayaan Natal tiba. Sehingga anak tersebut harus menghabiskan waktu di tempat tidurnya dengan selang infuse yang tertancap di tubuhnya.
Ibu dari Peter, Lusi Aloysia, menyebutkan anak tersebut memang terpaksa di rawat di rumah sakit tersebut sejak Selasa, 24 Desember 2013 kemaren. Padahal sebelum di rawat di rumah sakit, sang anak tersebut telah merencanakan perayaan Natal bersama orangtua beserta dua kakaknya. Akan tetapi karena harus dirawat di rumah sakit, rencana natal tersebut akhirnya urung dilakukan.
“Kemarin sudah merencanakan untuk main-main dan jalan-jalan ke luar Kota akan tetapi karena ada halangan yang jadinya dirayakan di rumah sakit saja. Nanti kalau sudah sehat bisa diajak jalan-jalan ke tempat lain,” ucapnya.
Pihaknya berharap perayaan natal di rumah sakit ini hanya dilakukan sekali saja dalam seumur hidupnya. Pasalnya momen Natal yang biasanya dirayakan dengan penuh kegembiraan, kini malah dirayakannya di rumah sakit.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Jiyono, warga Simo, Boyolali. Pihakya harus merayakan Natal bersama keluarga dan anak-anaknya di rumah sakit tersebut. Meskipun demikian, pria yang menderita gangguan prostat tersebut mengaku tatap bersyukur meskipun merayakan natal di rumah sakit. Ia menegaskan dalam kondisi apapun, setiap manusia harus bersyukur dan harus menerima semua yang telah digariskan oleh sng tuhan kepada setiap umatnya.
“Yang penting manusia itui bersyukur, mau merayakan di rumah sakit atau di mana saja itu tidak ada masalah,” tegasnya.
(lal)