Redam konflik di Sulawesi, Mensos resmikan FMPP
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri meresmikan pembentukan Forum Mahasiswa Pelopor Perdamaian (FMPP). Deklarasi FMPP dibentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
FMPP sendiri terdiri dari delapan kampus diantaranya Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Muhammadiyah (Unismu), Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Negeri Makassar, Universitas Muslim Indonesia Makassar, Universitas Negeri 45, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) dan Universitas Indonesia Timur Makassar.
"Saya apresiasi adanya pelopor perdamaian yang dibentuk mahasiswa. Semakin banyak yang bergabung membangun negeri tercinta ini, maka Indonesia akan maju. Indonesia tidak akan disepelekan. Sebab yang membawa perubahan paling besar, adalah para pemuda," ujar Mensos, di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesos Regional V Sulawesi, Jumat, 20 Desember 2013.
Menurut Mensos, pemuda paling efektif dalam membawa perdamaian. Hasil pengamatan, konflik di Sulawesi termasuk tinggi. Di seluruh Indonesia, ada sekira 180 titik rawan terjadinya konflik.
Walau kini sudah ada beberapa pelopor perdamaian, diakui Mensos, konflik tetap saja terjadi bahkan jumlahnya tidak menentu sepanjang 2013.
"Jumlah konflik yang naik turun sulit untuk dibandingkan. Terpenting pembentukan pelopor perdamaian, harus lebih banyak. Hal ini berguna untuk menurunkan jumlah konflik," tegasnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
FMPP sendiri terdiri dari delapan kampus diantaranya Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Muhammadiyah (Unismu), Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Negeri Makassar, Universitas Muslim Indonesia Makassar, Universitas Negeri 45, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) dan Universitas Indonesia Timur Makassar.
"Saya apresiasi adanya pelopor perdamaian yang dibentuk mahasiswa. Semakin banyak yang bergabung membangun negeri tercinta ini, maka Indonesia akan maju. Indonesia tidak akan disepelekan. Sebab yang membawa perubahan paling besar, adalah para pemuda," ujar Mensos, di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesos Regional V Sulawesi, Jumat, 20 Desember 2013.
Menurut Mensos, pemuda paling efektif dalam membawa perdamaian. Hasil pengamatan, konflik di Sulawesi termasuk tinggi. Di seluruh Indonesia, ada sekira 180 titik rawan terjadinya konflik.
Walau kini sudah ada beberapa pelopor perdamaian, diakui Mensos, konflik tetap saja terjadi bahkan jumlahnya tidak menentu sepanjang 2013.
"Jumlah konflik yang naik turun sulit untuk dibandingkan. Terpenting pembentukan pelopor perdamaian, harus lebih banyak. Hal ini berguna untuk menurunkan jumlah konflik," tegasnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)