Ini kata psikolog soal peran Bu Ani
A
A
A
Sindonews.com - Dalam kasus penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Ani Yudhoyono disebutkan bahwa Ibu Negara adalah Cabinet of One bagi sang presiden. Seperti dilansir media The Australian, bahwa Ani mempunyai pengaruh yang besar atas kebijakan-kebijakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memimpin Indonesia.
Dosen Psikologi dari Universitas Indonesia (UI) Dienarryati Tjokrosuprihatono menilai, perempuan pada dasarnya mempunyai peran untuk mendukung suami. Namun, dalam peran ini seorang isteri tidak boleh mengintervensi pekerjaan suami.
"Mendukung suami itu harus, tapi jangan sampai mengintervensi pekerjaan suami, begitu pula sebaliknya dengan suami. Kan ada etika profesional," katanya melalui rilis, Selasa (17/12/2013).
Dilihat dari sudut pandang psikologi, kata dia, ada perbedaan peran dan ranah dominasi pasangan suami-isteri dalam mengambil keputusan. "Seorang istri kuat dominasi afeksinya sedangkan suami kuat dominasi logikanya," ucap pemerhati kesehatan anak muda itu.
Namun, dia juga menjelaskan bahwa ada juga bahaya dari intervensi pekerjaan seorang isteri terhadap suaminya. "Jika keputusan diambil karena pengaruh isteri bukan atas pertimbangan logis. Sedangkan istri terpengaruh oleh dominasi unsur afeksinya, hasilnya adalah keputusan yang labil," katanya.
Dosen Program Studi Jawa FIB UI Dwi Puspito Rini menambahkan, seorang istri memang sudah sewajarnya untuk mendukung suami. "Berumah tangga 'kan disonggo bareng'(dipikul bersama), artinya harus saling membantu dan ikut merasakan beban pasangan. Tapi di era modern ini etika profesi harus dihormati," ucapnya.
Dia menambahkan, setiap keluarga tentara mempunyai budaya keluarga masing-masing. Lebih lanjut, dia menerangkan, adanya sebagian dari para suami yang memang menceritakan semua urusan tugasnya kepada istri mereka.
"Kalau sampai isteri seorang tentara tahu seluk-beluk pekerjaan suaminya, hal ini dikembalikan lagi pada suaminya yang memang memandang tidak adanya batas privasi. Tiap keluarga punya budaya masing-masing, ini privasi orang, kita juga tidak boleh mengintervensi," tutupnya.
Baca berita:
Istana bantah Ani Yudhoyono campuri urusan kabinet
Dosen Psikologi dari Universitas Indonesia (UI) Dienarryati Tjokrosuprihatono menilai, perempuan pada dasarnya mempunyai peran untuk mendukung suami. Namun, dalam peran ini seorang isteri tidak boleh mengintervensi pekerjaan suami.
"Mendukung suami itu harus, tapi jangan sampai mengintervensi pekerjaan suami, begitu pula sebaliknya dengan suami. Kan ada etika profesional," katanya melalui rilis, Selasa (17/12/2013).
Dilihat dari sudut pandang psikologi, kata dia, ada perbedaan peran dan ranah dominasi pasangan suami-isteri dalam mengambil keputusan. "Seorang istri kuat dominasi afeksinya sedangkan suami kuat dominasi logikanya," ucap pemerhati kesehatan anak muda itu.
Namun, dia juga menjelaskan bahwa ada juga bahaya dari intervensi pekerjaan seorang isteri terhadap suaminya. "Jika keputusan diambil karena pengaruh isteri bukan atas pertimbangan logis. Sedangkan istri terpengaruh oleh dominasi unsur afeksinya, hasilnya adalah keputusan yang labil," katanya.
Dosen Program Studi Jawa FIB UI Dwi Puspito Rini menambahkan, seorang istri memang sudah sewajarnya untuk mendukung suami. "Berumah tangga 'kan disonggo bareng'(dipikul bersama), artinya harus saling membantu dan ikut merasakan beban pasangan. Tapi di era modern ini etika profesi harus dihormati," ucapnya.
Dia menambahkan, setiap keluarga tentara mempunyai budaya keluarga masing-masing. Lebih lanjut, dia menerangkan, adanya sebagian dari para suami yang memang menceritakan semua urusan tugasnya kepada istri mereka.
"Kalau sampai isteri seorang tentara tahu seluk-beluk pekerjaan suaminya, hal ini dikembalikan lagi pada suaminya yang memang memandang tidak adanya batas privasi. Tiap keluarga punya budaya masing-masing, ini privasi orang, kita juga tidak boleh mengintervensi," tutupnya.
Baca berita:
Istana bantah Ani Yudhoyono campuri urusan kabinet
(kri)