Ubah kurikulum, Ilmu Teologi ingin terbuka & kritis

Minggu, 15 Desember 2013 - 10:26 WIB
Ubah kurikulum, Ilmu Teologi ingin terbuka & kritis
Ubah kurikulum, Ilmu Teologi ingin terbuka & kritis
A A A
Sindonews.com - Dengan menginduk pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Fakultas Ilmu Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) ingin menegaskan kedudukan mereka sebagai sebuah ilmu pengetahuan. Diiringi dengan kesadaran pluralnya bangsa Indonesia, ilmu teologi ingin menghasilkan para lulusan yang lebih terbuka dan kritis.

"Kami berencana mulai tahun 2014 akan menggunakan kurikulum yang baru di Ilmu Teologi. Sejak berdiri pertama kali, kami konsisten mengembangkan kontekstualisasi. Dalam ilmu ini tidak hanya agama yang dihidupi, tapi semua persoalan manusia seperti kemiskinan dan gender. Kami ingin dengan kurikulum yang baru, kami bisa lebih terbuka dan kritis menyikapi masalah-masalah yang ada," ujar Pdt Djoko Prasetyo Adi Wibowo Minggu (15/12/2013).

Di sela-sela kegiatan Cipta Rasa Karsa Fakultas Teologi di kampus setempat, Djoko menuturkan, pengembangan ilmu teologi juga harus terbuka bagi siapapun. Keberagaman agama, budaya, tempat hingga karakter zaman yang ada di Indonesia harus bisa 'dirangkul' semuanya. Dengan begitu, saat terjun dalam pelayanan masyarakat, lulusan teologi dapat mengkomunikasikan serta mengembangkannya bersama masyarakat.

"Belajar tentang ilmu iman tidak berarti kita meniadakan peran penting pihak/orang lain. Sebaliknya, dengan bekal ilmu iman justru kita jadi menghargai kehadiran siapapun yang berbeda. Agama seharusnya menjadi solusi atas persoalan yang terjadi di tengah masyarakat, bukan justru menjadi akar persoalan," tegasnya.

Menurut Djoko, sebagai upaya membuka keterbukaan mereka, pihaknya telah beberapa menggelar studi intensif antar Kristen dan Islam. Dalam proses perkuliahan, mereka mengundang dosen dari UIN Sunan Kalijaga untuk secara langsung mengenalkan dan mengajarkan tentang Islam pada para mahasiswa dan pendeta di UKDW.

"Kami sengaja mengundang teman-teman muslim untuk menjadi pemateri dan melakukan diskusi keagamaan. Kami berupaya agar informasi apapun yang diperoleh haruslah dari tangan pertama agar keakuratannya lebih bisa dipertanggung jawabkan," jelasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6134 seconds (0.1#10.140)