KPU akui pemilih kelas menengah terus menurun
A
A
A
Sindonews.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sigit Pamungkas, mengaku partisipasi pemilih dari latar belakang kelas menengah cenderung terus menurun setiap periode pemilihan umum (pemilu).
Kondisi tersebut sangat disayangkan oleh KPU. Karena kelas menengah dianggap sebagai masyarakat yang harusnya sadar secara politik. Sehingga, keikutsertaan mereka pada pemilu berpengaruh untuk masyarakat lain.
"Momen pemilu bagian dari norma sosial, ketika orang tidak memilih dianggap aneh bagi kalangan bawah," kata Sigit, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2013).
Maka itu, kata Sigit, untuk meningkatkan kualitas Pemilu 2014 mendatang, peran masyarakat kelas menengah sangat dibutuhkan. Sigit mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat tingkat bawah cenderung labil.
Menurutnya, jika masyarakat kelas menengah mengarahkan pilihan politik pada calon yang tak berkualitas, maka masyarakat bawah akan terpengaruh. Untuk meningkatkan pemilu yang menghasilkan pemimpin berkualitas, dirinya berharap masyarakat kelas menengah yang harus mengawalinya.
"Kelas menengah punya kemampuan berdayakan pemilu berkualitas, tapi punya amunisasi informasi yang tidak benar juga," ujarnya.
Ditambahkan dia, pemilu tahun depan bisa menjadi lebih berkualitas saat pemilih kategori masyarakat menengah bersinergi dengan masyarakat tingkat bawah. "Dua-duanya harus juga. Kelas bawah rentan karena politiknya dibantu sama kelas menengah itu," tutupnya.
Persaingan politik di Pilpres 2014 ketat
Kondisi tersebut sangat disayangkan oleh KPU. Karena kelas menengah dianggap sebagai masyarakat yang harusnya sadar secara politik. Sehingga, keikutsertaan mereka pada pemilu berpengaruh untuk masyarakat lain.
"Momen pemilu bagian dari norma sosial, ketika orang tidak memilih dianggap aneh bagi kalangan bawah," kata Sigit, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2013).
Maka itu, kata Sigit, untuk meningkatkan kualitas Pemilu 2014 mendatang, peran masyarakat kelas menengah sangat dibutuhkan. Sigit mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat tingkat bawah cenderung labil.
Menurutnya, jika masyarakat kelas menengah mengarahkan pilihan politik pada calon yang tak berkualitas, maka masyarakat bawah akan terpengaruh. Untuk meningkatkan pemilu yang menghasilkan pemimpin berkualitas, dirinya berharap masyarakat kelas menengah yang harus mengawalinya.
"Kelas menengah punya kemampuan berdayakan pemilu berkualitas, tapi punya amunisasi informasi yang tidak benar juga," ujarnya.
Ditambahkan dia, pemilu tahun depan bisa menjadi lebih berkualitas saat pemilih kategori masyarakat menengah bersinergi dengan masyarakat tingkat bawah. "Dua-duanya harus juga. Kelas bawah rentan karena politiknya dibantu sama kelas menengah itu," tutupnya.
Persaingan politik di Pilpres 2014 ketat
(maf)