Seragam polwan berjilbab tidak perlu anggaran khusus
A
A
A
Sindonews.com – Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar menegaskan, pengadaan seragam polisi wanita (polwan) yang akan mengenakan jilbab tidak perlu membutuhkan anggaran khusus. Sebab para polwan bisa membeli jilbab dengan uangnya sendiri.
“Kalau menurut saya, tidak usah dianggarkan, tapi diberikan aturan khusus secara tekhnis. Lagipula, polwan juga bisa membeli jilbab itu sendiri kok,” kata Bambang saat dihubungi Sindonews, di Jakarta, Sabtu (7/12/2013).
Bambang menilai, jika ada anggaran khusus untuk seragam polwan yang akan mengenakan jilbab, hal tersebut akan membuat iri polwan lain yang tidak menggunakan jilbab.
“Itu akan menimbulkan rasa saling iri. Lebih baik tidak usah dianggarkan, tapi Perkabnya dikhususnya untuk bentuk jilbab itu sendiri bagaimana. Jilbabnya seperti apa, jadi biar polwan itu yang harus menggunakan jilbab sendiri yang beli,” ujar Bambang.
Selain itu, Bambang meyakini jika ada anggaran khusus untuk seragam polwan berjilbab di luar anggaran operasional Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Maka dikhawatirkan anggaran tersebut akan diselewengkan di setiap daerah.
“Nanti seluruh Polda di Indonesia akan meminta (anggaran), ini rawan akan penyelewengan. Bisa jadi itu di mark up,” pungkas Bambang.
“Kalau menurut saya, tidak usah dianggarkan, tapi diberikan aturan khusus secara tekhnis. Lagipula, polwan juga bisa membeli jilbab itu sendiri kok,” kata Bambang saat dihubungi Sindonews, di Jakarta, Sabtu (7/12/2013).
Bambang menilai, jika ada anggaran khusus untuk seragam polwan yang akan mengenakan jilbab, hal tersebut akan membuat iri polwan lain yang tidak menggunakan jilbab.
“Itu akan menimbulkan rasa saling iri. Lebih baik tidak usah dianggarkan, tapi Perkabnya dikhususnya untuk bentuk jilbab itu sendiri bagaimana. Jilbabnya seperti apa, jadi biar polwan itu yang harus menggunakan jilbab sendiri yang beli,” ujar Bambang.
Selain itu, Bambang meyakini jika ada anggaran khusus untuk seragam polwan berjilbab di luar anggaran operasional Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Maka dikhawatirkan anggaran tersebut akan diselewengkan di setiap daerah.
“Nanti seluruh Polda di Indonesia akan meminta (anggaran), ini rawan akan penyelewengan. Bisa jadi itu di mark up,” pungkas Bambang.
(san)