SBY belum tahu soal surat dari pegawai KPK
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum mengetahui isi surat yang diduga kuat berasal dari pegawai KPK, yang di dalamnya menyebutkan bahwa dirinya menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009.
"Belum, saya pastikan (SBY) belum (tahu). Karena semua kan segala sesuatunya harus ada proses legal formal. Kalau kita biarkan persepsi yang kita anggap sebagai sesuatu yang benar kan bisa repot semua nanti," ujar Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Untuk diketahui, sebelumnya Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) menunjukkan kepada media surat yang diduga kuat berasal dari pegawai KPK yang di dalamnya menyebutkan bahwa SBY menerima aliran dana untuk kampanye Pilpres 2009.
Berikut surat kaleng tersebut :
Kepada Yth
Bapak Anas Urbaningrum
di tempat
Sebelumnya saya mohon maaf, dengan surat ini, dan untuk kebaikan saya, dan menjaga kerahasian ini, maaf saya menyebut identitas saya yang sebenarnya. Saya adalah pegawai biasa di KPK.
Pak Anas yang lugu dan polos. Politik itu memang benar-benar sadis dan tidak ada hati nurani. Teman, kerabat, tidak heran kalau itu musuh, dan lawan politik.
Termasuk Pak Anas adalah korban politik dari elite pertinggi-petinggi di internal sendiri. Dan di balik ini semua adalah Pak SBY dan kroninya.
Masalah bocornya sprindik, saya tersenyum, tapi hati saya terluka. Pak Anas, saya adalah pengagum Pak Anas. Dan di belakang Pak Anas banyak yang support, dan kita siap mendukung perlawanan politik ini. Termasuk mahasiswa, kita sudah mulai cerdas, agar kebenaran itu siap kita dukung.
Pak Anas, ada hal yang penting, saya informasikan. Di KPK itu ada surat pemeriksan Bendahara Demokrat Nazarudin. Dimana BAP nya tersebut, Nazaruddin melaporkan, dimana Pak SBY menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009.
Dimana, BAP tersebut sudah ditandatangani Nazaruddin. Tapi, sampai sekarang ini, tidak pernah diangkat KPK. Dan tidak diteruskan langsung sampai sekarang. Mungkin nanti bisa saya kasih softcopy-nya ke Pak Anas.
Mungkin ini bisa sebagai amunisi perlawanan politik buat Bapak. Demikian surat ini saya buat sebagai bentuk pendukung dan pengagum Pak Anas. Akhir kata saya ucapkan maju terus, kebenaran pasti terungkap.
Baca berita:
Dokumen Ibas di rumah Anas tak disita KPK
"Belum, saya pastikan (SBY) belum (tahu). Karena semua kan segala sesuatunya harus ada proses legal formal. Kalau kita biarkan persepsi yang kita anggap sebagai sesuatu yang benar kan bisa repot semua nanti," ujar Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Untuk diketahui, sebelumnya Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) menunjukkan kepada media surat yang diduga kuat berasal dari pegawai KPK yang di dalamnya menyebutkan bahwa SBY menerima aliran dana untuk kampanye Pilpres 2009.
Berikut surat kaleng tersebut :
Kepada Yth
Bapak Anas Urbaningrum
di tempat
Sebelumnya saya mohon maaf, dengan surat ini, dan untuk kebaikan saya, dan menjaga kerahasian ini, maaf saya menyebut identitas saya yang sebenarnya. Saya adalah pegawai biasa di KPK.
Pak Anas yang lugu dan polos. Politik itu memang benar-benar sadis dan tidak ada hati nurani. Teman, kerabat, tidak heran kalau itu musuh, dan lawan politik.
Termasuk Pak Anas adalah korban politik dari elite pertinggi-petinggi di internal sendiri. Dan di balik ini semua adalah Pak SBY dan kroninya.
Masalah bocornya sprindik, saya tersenyum, tapi hati saya terluka. Pak Anas, saya adalah pengagum Pak Anas. Dan di belakang Pak Anas banyak yang support, dan kita siap mendukung perlawanan politik ini. Termasuk mahasiswa, kita sudah mulai cerdas, agar kebenaran itu siap kita dukung.
Pak Anas, ada hal yang penting, saya informasikan. Di KPK itu ada surat pemeriksan Bendahara Demokrat Nazarudin. Dimana BAP nya tersebut, Nazaruddin melaporkan, dimana Pak SBY menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009.
Dimana, BAP tersebut sudah ditandatangani Nazaruddin. Tapi, sampai sekarang ini, tidak pernah diangkat KPK. Dan tidak diteruskan langsung sampai sekarang. Mungkin nanti bisa saya kasih softcopy-nya ke Pak Anas.
Mungkin ini bisa sebagai amunisi perlawanan politik buat Bapak. Demikian surat ini saya buat sebagai bentuk pendukung dan pengagum Pak Anas. Akhir kata saya ucapkan maju terus, kebenaran pasti terungkap.
Baca berita:
Dokumen Ibas di rumah Anas tak disita KPK
(kri)