Fuad Bawazier: SBY bukan pemimpin nasional teladan
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier angkat bicara terkait rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerbitkan buku berjudul "Selalu Ada Pilihan". Ia pun mencibir niatan SBY menerbitkan buku tersebut sebagai bentuk respons terhadap kritikan dan fitnah dari masyarakat dan sejumlah kalangan.
"Komentar saya yaitu SBY bukan pemimpin nasional yang bisa diteladani. Contoh pemimpin nasional teladan adalah Sukarno dan Suharto karena keduanya berkarakter dan melindungi kepentingan nasional," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Selasa (12/11/2013).
Ia mencontohkan, hal itu bisa dilihat dari sikap SBY yang tak berani tegas memberikan sanksi terkait dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia terhadap pemerintah Indonesia.
"SBY mana berani protes (yang bukan basa-basi) ke Amerika dan Australia soal penyadapan," tandasnya.
Menurut Ketua DPP Partai Hanura ini, selama dua periode kepemimpinan SBY tidak ada pelajaran baik yang bisa diambil darinya sebagai seorang presiden.
"Tapi banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari beliau yaitu janganlah jadi presiden yang seperti SBY. Banyak merugikan kepentingan nasional," pungkas Fuad.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, selama sembilan tahun menjalani tugasnya sebagai Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku banyak mendapat kritik dan fitnah dari publik dan berbagai kalangan. Kritik dan fitnah itu akan dia respons melalui sebuah buku yang ditulisnya sendiri.
“Awal Desember ini, cerita yang penuh kejutan itu akan saya bukukan. Saya menulisnya sendiri, termasuk judulnya 'Selalu Ada Pilihan',” ungkap Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Minggu, 10 November 2013 malam.
Seperti sebuah batik, SBY menilai buku “Selalu Ada Pilihan” berisi banyak pelajaran buat dirinya pribadi. “Mudah-mudahan jadi pelajaran buat kita semua,” terang SBY.
Dia menjelaskan, buku yang ditulis dan diberi judul sendiri olehnya itu akan didedikasikan untuk presiden yang akan datang agar lebih siap menghadapi tantangan, ujian, dan cobaan seperti yang dialaminya sebaga presiden.
SBY ingin berbagi pengalaman sebagai pemimpin bangsa kepada presiden penerusnya melalui sebuah buku. “Anggaplah buku ini hak jawab saya terhadap gunjingan, kritik, cemooh bahkan fitnah yang saya alami selama memimpin lebih dari sembilan tahun ini,” jelas SBY.
Baca berita:
Buku SBY ditujukan untuk Pilpres 2014
"Komentar saya yaitu SBY bukan pemimpin nasional yang bisa diteladani. Contoh pemimpin nasional teladan adalah Sukarno dan Suharto karena keduanya berkarakter dan melindungi kepentingan nasional," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Selasa (12/11/2013).
Ia mencontohkan, hal itu bisa dilihat dari sikap SBY yang tak berani tegas memberikan sanksi terkait dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia terhadap pemerintah Indonesia.
"SBY mana berani protes (yang bukan basa-basi) ke Amerika dan Australia soal penyadapan," tandasnya.
Menurut Ketua DPP Partai Hanura ini, selama dua periode kepemimpinan SBY tidak ada pelajaran baik yang bisa diambil darinya sebagai seorang presiden.
"Tapi banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari beliau yaitu janganlah jadi presiden yang seperti SBY. Banyak merugikan kepentingan nasional," pungkas Fuad.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, selama sembilan tahun menjalani tugasnya sebagai Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku banyak mendapat kritik dan fitnah dari publik dan berbagai kalangan. Kritik dan fitnah itu akan dia respons melalui sebuah buku yang ditulisnya sendiri.
“Awal Desember ini, cerita yang penuh kejutan itu akan saya bukukan. Saya menulisnya sendiri, termasuk judulnya 'Selalu Ada Pilihan',” ungkap Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Minggu, 10 November 2013 malam.
Seperti sebuah batik, SBY menilai buku “Selalu Ada Pilihan” berisi banyak pelajaran buat dirinya pribadi. “Mudah-mudahan jadi pelajaran buat kita semua,” terang SBY.
Dia menjelaskan, buku yang ditulis dan diberi judul sendiri olehnya itu akan didedikasikan untuk presiden yang akan datang agar lebih siap menghadapi tantangan, ujian, dan cobaan seperti yang dialaminya sebaga presiden.
SBY ingin berbagi pengalaman sebagai pemimpin bangsa kepada presiden penerusnya melalui sebuah buku. “Anggaplah buku ini hak jawab saya terhadap gunjingan, kritik, cemooh bahkan fitnah yang saya alami selama memimpin lebih dari sembilan tahun ini,” jelas SBY.
Baca berita:
Buku SBY ditujukan untuk Pilpres 2014
(kri)