SBY alihkan isu penyadapan dengan kemacetan

Minggu, 10 November 2013 - 17:50 WIB
SBY alihkan isu penyadapan...
SBY alihkan isu penyadapan dengan kemacetan
A A A
Sindnews.com - Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadikan kemacetan di Jakarta dan kota lain sebagai isu untuk mengalihkan perhatian publik dan lari dari persoalan memalukan yang sedang dihadapi pemerintahannya, yakni penyadapan oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia.

Berbeda dengan para pemimpin Eropa yang secara terbuka menunjukakn amarah mereka terhadap AS, Presiden RI bahkan nyaris tidak merespons ulah dua negara itu. Kanselir Jerman Angela Merkel sangat marah pada presiden AS Barack Obama karena telepon selulernya disadap para agen NSA (Badan Keamanan Nasional) AS.

"Alih-alih marah karena disadap Australia, presiden SBY justru coba mengalihkan perhatian publik dari isu penyadapan tadi dengan menjadikan kemacetan di Jakarta dan kota lain sebagai isu tandingan," ujar Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo, dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Minggu (10/11/2013).

Presiden, lanjut Bambang, juga terkesan tendensius karena menyebut nama Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Akibatnya, cara publik mempersepsikan pernyataan soal kemacetan itu pun menjadi lain.

Apalagi, SBY mengemukakan masalah kemacetan lalu lintas itu di forum yang dihadiri para pengusaha anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Bogor, belum lama ini. Selain isu penyadapan, persoalan lain yang sedang mengemuka saat itu adalah tuntutan pekerja atas kenaikan Upah Minimum Regional (UMR).

"Sangat faktual karena tuntutan itu diwarnai oleh rangkaian unjuk rasa pekerja di sejumlah daerah. Selain itu, para praktisi bisnis juga sedang menyoroti lemahnya kinerja ekspor akibat menurunnya permintaan dari kawasan Eropa yang sedang dilanda krisis ekonomi," kata pria yang akrab disapa Bamsoet ini.

Akan sangat relevan, kata dia, jika Presiden saat itu menyinggung masalah upah pekerja, serta memotivasi para pengusaha untuk menggenjot volume ekspor. Membahas kemacetan pun relevan dalam konteks infrastruktur yang ideal.

"Namun, manakala semua persoalannya dilimpahkan ke pundak para gubernur dan walikota, presiden terkesan tidak bertanggungjawab dan hanya bisa menyalahkan bawahan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini.

SBY: Saya tidak pernah tutup jalan
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)