Soal pencapresan, suara kader PKS terpecah
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang Pemilu 2014, muncul sederetan nama dari internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Nama-nama tersebut digadang-gadang untuk menjadi calon presiden (capres).
Sebut saja nama Presiden PKS Anis Matta, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, hingga baru-baru ini muncul nama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher). Menanggapi hal itu, Ketua DPD PKS Depok Suparyono menilai sah-sah saja, sebab yang berhak memutuskan adalah Majelis Syuro PKS.
"Selama belum ada keputusan Majelis Syuro, semua daerah berhak dukung mendukung siapa saja," katanya kepada wartawan, Jumat (08/11/2013).
Suparyono menambahkan, sejumlah nama tersebut memang memiliki kapasitas dan keunggulan di bidangnya masing-masing. Aher dan Nur Mahmudi misalnya, menurutnya, kedua nama itu sudah berpengalaman di birokrasi pemerintahan.
"Punya kelebihan masing-masing, enggak bisa dibandingkan, Anis Matta lebih unggul di syariah dan politiknya, Aher dan Nur Mahmudi unggul di pengalaman birokrasi yang sudah teruji, begitu juga Hidayat Nur Wahid pernah menjabat Ketua MPR," paparnya.
Rupanya, suara kader PKS pun juga belum bulat menjadi satu dan masih terbagi-bagi. Menurut Suparyono, suara kader PKS lebih condong per daerah.
"Kalau kader Bandung tentu lebih banyak ke Kang Aher, kalau kader Jakarta tentu lebih banyak ke Anis Matta, kalau Depok karena ada sebagian Depok dan Jakarta pasti ada yang ke Nur Mahmudi, ada yang ke Anis Matta," katanya.
Tetapi seluruhnya, kata dia, tetap diserahkan penuh pada keputusan Majelis Syuro. Suparyono menilai sejauh ini baru nama-nama tersebut yang diunggulkan, sementara calon dari luar Jawa belum ada yang menonjol.
"Kalau dari luar Jawa saya rasa belum ada yang menonjol, nanti kan kalau Majelis Syuro semua perwakilan tiap provinsi hadir, nanti akan dipaparkan tiap calon kelebihannya," jelasnya.
Baca berita:
PKS Jabar jagokan Anis & Aher jadi capres
Sebut saja nama Presiden PKS Anis Matta, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, hingga baru-baru ini muncul nama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher). Menanggapi hal itu, Ketua DPD PKS Depok Suparyono menilai sah-sah saja, sebab yang berhak memutuskan adalah Majelis Syuro PKS.
"Selama belum ada keputusan Majelis Syuro, semua daerah berhak dukung mendukung siapa saja," katanya kepada wartawan, Jumat (08/11/2013).
Suparyono menambahkan, sejumlah nama tersebut memang memiliki kapasitas dan keunggulan di bidangnya masing-masing. Aher dan Nur Mahmudi misalnya, menurutnya, kedua nama itu sudah berpengalaman di birokrasi pemerintahan.
"Punya kelebihan masing-masing, enggak bisa dibandingkan, Anis Matta lebih unggul di syariah dan politiknya, Aher dan Nur Mahmudi unggul di pengalaman birokrasi yang sudah teruji, begitu juga Hidayat Nur Wahid pernah menjabat Ketua MPR," paparnya.
Rupanya, suara kader PKS pun juga belum bulat menjadi satu dan masih terbagi-bagi. Menurut Suparyono, suara kader PKS lebih condong per daerah.
"Kalau kader Bandung tentu lebih banyak ke Kang Aher, kalau kader Jakarta tentu lebih banyak ke Anis Matta, kalau Depok karena ada sebagian Depok dan Jakarta pasti ada yang ke Nur Mahmudi, ada yang ke Anis Matta," katanya.
Tetapi seluruhnya, kata dia, tetap diserahkan penuh pada keputusan Majelis Syuro. Suparyono menilai sejauh ini baru nama-nama tersebut yang diunggulkan, sementara calon dari luar Jawa belum ada yang menonjol.
"Kalau dari luar Jawa saya rasa belum ada yang menonjol, nanti kan kalau Majelis Syuro semua perwakilan tiap provinsi hadir, nanti akan dipaparkan tiap calon kelebihannya," jelasnya.
Baca berita:
PKS Jabar jagokan Anis & Aher jadi capres
(kri)