Deteksi HIV/AIDS, pemerintah pantau RS & Puskesmas
A
A
A
Sindonews.com - Meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi dan pelayanan kesehatan melalui website Kemenkes, diharapkan dapat mencapai getting to zero agar tidak ada lagi kasus baru dikarenakan Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Hal itu dikatakan Kepala Pusat Data dan Informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi. Menurutnya, pemerintah mendukung dengan mempersiapkan pelayanan di Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas di tiap provinsi, baik dalam tenaga kesehatan dan juga pelayanan.
Selain itu, Kemenkes terus memperbarui data terbaru terkait dengan HIV/AIDS. “Kita sudah siapkan tenaganya, sampai pada kesehatan dasar. Kita pantau rumah sakit dan Puskesmas melalui laporan akhir yang mereka berikan,” kata Oscar, saat ditemui di kantor Kemenkes, di Jakarta, Senin 28 Oktober 2013.
Oscar mengatakan, saat ini pemerintah belum mempunyai data pasti terkait pelayanan dasar yang dapat memberikan pelayanan HIV/AIDS. Untuk itu pemerintah akan lakukan pemetaan berbasis geografis mencakup di luar Jawa. “Mungkin ada 50 persen dari 9000-an Puskesmas di Indonesia yang dapat memberikan pelayanan HIV dan AIDS,” ucap dia.
Kepala Pusat Promosi Kesehatan dari Kemenkes Lily S Sulistyowati mengatakan, sebagian besar penderita HIV/AIDS mengenai pada kelompok usia muda atau kelompok usia produktif 25-49 tahun. Pada periode April 2013 terdapat infeksi baru pada usia 25-49 tahun sebanyak 70,7 persen dan kasus AIDS baru pada usia 30-39 tahun.
Pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskiesdas) tahun 2010, pada usia 15-24 tahun hanya 11,4 persen yang memiliki pengatahuan benar dan komperhensif mengenai HIV/AIDS. “Kita menargetkan pada 2014 mencapai 95 persen pada usia 15-24 tahun dalam meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS,” pungkasnya.
Berita terkait:
AIDS digital permudah akses informasi bagi ODHA.
Hal itu dikatakan Kepala Pusat Data dan Informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi. Menurutnya, pemerintah mendukung dengan mempersiapkan pelayanan di Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas di tiap provinsi, baik dalam tenaga kesehatan dan juga pelayanan.
Selain itu, Kemenkes terus memperbarui data terbaru terkait dengan HIV/AIDS. “Kita sudah siapkan tenaganya, sampai pada kesehatan dasar. Kita pantau rumah sakit dan Puskesmas melalui laporan akhir yang mereka berikan,” kata Oscar, saat ditemui di kantor Kemenkes, di Jakarta, Senin 28 Oktober 2013.
Oscar mengatakan, saat ini pemerintah belum mempunyai data pasti terkait pelayanan dasar yang dapat memberikan pelayanan HIV/AIDS. Untuk itu pemerintah akan lakukan pemetaan berbasis geografis mencakup di luar Jawa. “Mungkin ada 50 persen dari 9000-an Puskesmas di Indonesia yang dapat memberikan pelayanan HIV dan AIDS,” ucap dia.
Kepala Pusat Promosi Kesehatan dari Kemenkes Lily S Sulistyowati mengatakan, sebagian besar penderita HIV/AIDS mengenai pada kelompok usia muda atau kelompok usia produktif 25-49 tahun. Pada periode April 2013 terdapat infeksi baru pada usia 25-49 tahun sebanyak 70,7 persen dan kasus AIDS baru pada usia 30-39 tahun.
Pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskiesdas) tahun 2010, pada usia 15-24 tahun hanya 11,4 persen yang memiliki pengatahuan benar dan komperhensif mengenai HIV/AIDS. “Kita menargetkan pada 2014 mencapai 95 persen pada usia 15-24 tahun dalam meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS,” pungkasnya.
Berita terkait:
AIDS digital permudah akses informasi bagi ODHA.
(maf)