Jadi negara pembuat vaksin, Indonesia bisa efisien
A
A
A
Sindonews.com - Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, terpilihnya Indonesia menjadi Center Of Excellence mendatangkan keuntungan, karena dapat mengefisienkan penggunaan dana.
Selain itu, Indonesia juga dapat melakukan riset bersama dengan negara-negara anggota OKI lainnya, karena setiap negara sudah punya kebutuhan vaksin tergantung dengan kebutuhannya.
"Center Of Excellence itu kegiatan riset bersama-sama. Vaksin apa saja yang mau dibuat belum diputuskan," katanya, Kamis (24/10/2013).
Menurut dia, terdapat tiga fase dalam pembuatan vaksin yaitu short term, medium term dan long term. Tahap pertama atau short term, ialah mengidentifikasi vaksin apa saja yang dibutuhkan.
Selanjutnya medium term, adalah adanya bantuan teknis produksi formulasi yang diformulasikan menjadi vaksin. Sedangkan yang terakhir atau long term, adalah adanya riset untuk mencari bahan baku vaksin.
"Pada tahap ini harus diketahui bagaimana memproduksi vaksin baru bersama-sama. Karena sudah sama-sama, maka akan ada efisiensi dana," ujar dia.
Lanjut Maura, bahan baku obat terbagi menjadi tiga yaitu biological, chemical dan herbal. Bahan biological diantaranya vaksin, antibodi, serum dan semua yang berkaitan dengan biologi misalnya protein.
Sementara bahan chemical atau kimia, ialah bahan-bahan yang bersifat analitikal dan kimia.
"Untuk bahan baku herbal, kami punya kemandirian dalam bidang ini. Salah satunya karena kami bangun Pusat Pengembangan Tanaman Obat Pasca Panen," ucapnya.
Klik di sini untuk berita vaksin.
Selain itu, Indonesia juga dapat melakukan riset bersama dengan negara-negara anggota OKI lainnya, karena setiap negara sudah punya kebutuhan vaksin tergantung dengan kebutuhannya.
"Center Of Excellence itu kegiatan riset bersama-sama. Vaksin apa saja yang mau dibuat belum diputuskan," katanya, Kamis (24/10/2013).
Menurut dia, terdapat tiga fase dalam pembuatan vaksin yaitu short term, medium term dan long term. Tahap pertama atau short term, ialah mengidentifikasi vaksin apa saja yang dibutuhkan.
Selanjutnya medium term, adalah adanya bantuan teknis produksi formulasi yang diformulasikan menjadi vaksin. Sedangkan yang terakhir atau long term, adalah adanya riset untuk mencari bahan baku vaksin.
"Pada tahap ini harus diketahui bagaimana memproduksi vaksin baru bersama-sama. Karena sudah sama-sama, maka akan ada efisiensi dana," ujar dia.
Lanjut Maura, bahan baku obat terbagi menjadi tiga yaitu biological, chemical dan herbal. Bahan biological diantaranya vaksin, antibodi, serum dan semua yang berkaitan dengan biologi misalnya protein.
Sementara bahan chemical atau kimia, ialah bahan-bahan yang bersifat analitikal dan kimia.
"Untuk bahan baku herbal, kami punya kemandirian dalam bidang ini. Salah satunya karena kami bangun Pusat Pengembangan Tanaman Obat Pasca Panen," ucapnya.
Klik di sini untuk berita vaksin.
(stb)