STBM cegah tertular penyakit
A
A
A
Sindonews.com - Aksi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu cara untuk mencegah tertular penyakit berbasis lingkungan seperti diare atau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
Melalui gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan bagian dari STBM, diharapkan masyarakat luas terbebas dari penyakit yang mungkin ditularkan dengan cara yang sederhana.
Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen P2PL Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wilfrid H Purba mengatakan STBM merupakan aksi terpadu menurunkan angka kejadian penyakit menular berbasis lingkungan. Namun sampai saat ini kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan masih belum optimal.
Menurut Kajian Analisa Risiko Kesehatan Lingkungan di 55 kabupaten di tiap kota tahun 2013, hanya 71 persen orang mencuci tangannya setelah buang air besar dan hanya 35 persen yang mencuci tangannya setelah membersihkan dubur anak usai BAB.
"Kemudian hanya 18,5 persen orang mencuci tangannya menggunakan sabun di lima waktu penting yaitu sebelum makan, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan makanan, sesudah BAB dan setelah membersihkan dubur anak," tandaS Wilfrid, di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Menurut dia, saat ini terdapat 30 persen orang yang mencuci tangan menggunakan sabun sebelum memberi makan anak dan hanya 37 persen yang melakukan CTPS sebelum menyiapkan makanan. Cuci tangan, lanjutnya, adalah perilaku yang sederhana dan mudah dilakukan tapi sering dilupakan.
Kampanye CTPS ini dilakukan di sekolah-sekolah, melalui media massa, memilih duta Lingkungan Sehat (LS) STBM dan digelar pada perhelatan puncak Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang ke-6.
"Duta LS STBM berasal dari lima wilayah yaitu Indonesia Barat, Indonesia Tengah, Indonesia Timur, Daerah Tertinggal Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)," ujar dia.
Baca juga berita ASEAN dituntut efisien dalam pemenuhan pangan.
Melalui gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan bagian dari STBM, diharapkan masyarakat luas terbebas dari penyakit yang mungkin ditularkan dengan cara yang sederhana.
Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen P2PL Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wilfrid H Purba mengatakan STBM merupakan aksi terpadu menurunkan angka kejadian penyakit menular berbasis lingkungan. Namun sampai saat ini kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan masih belum optimal.
Menurut Kajian Analisa Risiko Kesehatan Lingkungan di 55 kabupaten di tiap kota tahun 2013, hanya 71 persen orang mencuci tangannya setelah buang air besar dan hanya 35 persen yang mencuci tangannya setelah membersihkan dubur anak usai BAB.
"Kemudian hanya 18,5 persen orang mencuci tangannya menggunakan sabun di lima waktu penting yaitu sebelum makan, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan makanan, sesudah BAB dan setelah membersihkan dubur anak," tandaS Wilfrid, di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Menurut dia, saat ini terdapat 30 persen orang yang mencuci tangan menggunakan sabun sebelum memberi makan anak dan hanya 37 persen yang melakukan CTPS sebelum menyiapkan makanan. Cuci tangan, lanjutnya, adalah perilaku yang sederhana dan mudah dilakukan tapi sering dilupakan.
Kampanye CTPS ini dilakukan di sekolah-sekolah, melalui media massa, memilih duta Lingkungan Sehat (LS) STBM dan digelar pada perhelatan puncak Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang ke-6.
"Duta LS STBM berasal dari lima wilayah yaitu Indonesia Barat, Indonesia Tengah, Indonesia Timur, Daerah Tertinggal Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)," ujar dia.
Baca juga berita ASEAN dituntut efisien dalam pemenuhan pangan.
(lal)