Ini penyebab kekayaan Indonesia lari ke luar negeri
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, hingga saat ini bangsa Indonesia hanya menjadi kuli dan pelayanan di negaranya.
Menurutnya, banyak persoalan yang membuat hal itu terjadi. Salah satunya adalah, karena banyaknya kekayaan bangsa Indonesia lari ke luar negeri.
Lanjut dia, fenomena larinya kekayaan bangsa ke luar negeri adalah suatu hal yang diterima dan dimaklumi oleh para ekonom penganut paham neoliberal.
"Mereka yang saat ini dipercaya oleh rakyat untuk merencanakan dan menjalankan kebijakan ekonomi bangsa telah mempercayai, dan menjalankan paham ekonomi yang keliru," katanya dalam kuliah umum di acara wisuda STKIP Persatuan Islam, melalui siaran pers yang diterima Sindonews, Minggu (13/10/2013).
Guna menghindari hal itu, mantan Danjen Kopassus ini meminta agar anak-anak Indonesia bisa menyelesaikan pendidikan tinggi.
Selain itu, dirinya juga berharap supaya lulusan sarjana memiliki kemampuan untuk membaca dan berbicara dalam bahasa asing, agar dapat belajar dari pengalaman dan tidak mengulang kesalahan bangsa lain.
Klik di sini untuk berita terkait.
Menurutnya, banyak persoalan yang membuat hal itu terjadi. Salah satunya adalah, karena banyaknya kekayaan bangsa Indonesia lari ke luar negeri.
Lanjut dia, fenomena larinya kekayaan bangsa ke luar negeri adalah suatu hal yang diterima dan dimaklumi oleh para ekonom penganut paham neoliberal.
"Mereka yang saat ini dipercaya oleh rakyat untuk merencanakan dan menjalankan kebijakan ekonomi bangsa telah mempercayai, dan menjalankan paham ekonomi yang keliru," katanya dalam kuliah umum di acara wisuda STKIP Persatuan Islam, melalui siaran pers yang diterima Sindonews, Minggu (13/10/2013).
Guna menghindari hal itu, mantan Danjen Kopassus ini meminta agar anak-anak Indonesia bisa menyelesaikan pendidikan tinggi.
Selain itu, dirinya juga berharap supaya lulusan sarjana memiliki kemampuan untuk membaca dan berbicara dalam bahasa asing, agar dapat belajar dari pengalaman dan tidak mengulang kesalahan bangsa lain.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)