Ritual Komisi III DPR ke rumah Sutarman
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, kunjungan Komisi III DPR ke kediaman calon tunggal Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Komjen Sutarman hanya basa-basi politik.
"Kunjungan ke rumah Sutarman yang dilakukan sejumlah anggota Komisi III DPR kemarin, hanya sebuah formalitas dan basa-basi," kata Neta dalam pesan singkatnya, Kamis (10/10/2013).
Kata Neta, dalam kunjungan itu, semestinya Komisi III DPR bisa melakukan pengecekan ulang terhadap apa yang sudah dilaporkan Sutarman, mengenai rumah dan kekayaannya.
Dengan demikian, lanjut Neta, kunjungan itu hanya menjadi "ritual" yang biasa dilakukan komisi bidang hukum dan keamanan ini, jelang uji kepatutan dan kelaikan calon Kapolri.
"Itu bagian dari formalitas "ritual" uji kepatutan dan uji kelayakan anggota Komisi III DPR, yang sangat disayangkan semua anggota Komisi III DPR yang datang bersikap satu suara. Seharusnya mereka bersikap kritis, apalagi ini menyangkut pencalonan Kapolri," tuntasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edi mengatakan, dari hasil uraian Sutarman mengenai asal usul rumahnya, menurut dia, tak ada yang patut dicurigai.
"Kalau kami lihat, tadi Pak Tarman (sapaan akrab Sutarman) dan ibu (istri Sutarman) cerita, beliau bagaimana membeli perabot dan rumah dengan menabung hasil gaji. Saya kira ini cukup wajar," kata Tjatur di rumah Sutarman, Bintaro, Jakarta Selatan.
Ia pun mempercayai apa yang disampaikan Sutarman bagaimana Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) ini bisa memiliki rumah bergaya Kudus, Jawa Tengah.
"Kalau ada luas tanah sedikit bagaimana tadi dijelaskan Pak Tarman, dia suka bergaul dengan orang Betawi lalu perluasan tanah dilakukan tidak hanya dengan uang tetapi beras juga, seperti itu," terangnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
"Kunjungan ke rumah Sutarman yang dilakukan sejumlah anggota Komisi III DPR kemarin, hanya sebuah formalitas dan basa-basi," kata Neta dalam pesan singkatnya, Kamis (10/10/2013).
Kata Neta, dalam kunjungan itu, semestinya Komisi III DPR bisa melakukan pengecekan ulang terhadap apa yang sudah dilaporkan Sutarman, mengenai rumah dan kekayaannya.
Dengan demikian, lanjut Neta, kunjungan itu hanya menjadi "ritual" yang biasa dilakukan komisi bidang hukum dan keamanan ini, jelang uji kepatutan dan kelaikan calon Kapolri.
"Itu bagian dari formalitas "ritual" uji kepatutan dan uji kelayakan anggota Komisi III DPR, yang sangat disayangkan semua anggota Komisi III DPR yang datang bersikap satu suara. Seharusnya mereka bersikap kritis, apalagi ini menyangkut pencalonan Kapolri," tuntasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edi mengatakan, dari hasil uraian Sutarman mengenai asal usul rumahnya, menurut dia, tak ada yang patut dicurigai.
"Kalau kami lihat, tadi Pak Tarman (sapaan akrab Sutarman) dan ibu (istri Sutarman) cerita, beliau bagaimana membeli perabot dan rumah dengan menabung hasil gaji. Saya kira ini cukup wajar," kata Tjatur di rumah Sutarman, Bintaro, Jakarta Selatan.
Ia pun mempercayai apa yang disampaikan Sutarman bagaimana Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) ini bisa memiliki rumah bergaya Kudus, Jawa Tengah.
"Kalau ada luas tanah sedikit bagaimana tadi dijelaskan Pak Tarman, dia suka bergaul dengan orang Betawi lalu perluasan tanah dilakukan tidak hanya dengan uang tetapi beras juga, seperti itu," terangnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)