Mega prihatin dengan kasus HIV/AIDS di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku miris, melihat ketimpangan sosial ekonomi antara Jakarta dan Papua, begitupun juga dengan masalah kesehatan.
"Saya berkeliling sampai ke kampung-kampung. Kehidupan saya, saya hidup di dua dunia. Kemilau Jakarta saya lihat luar biasa, ketika ke Papua saya juga wah keadaannya begitu luar biasa," kata Mega dalam Diskusi Perempuan dan Peradaban Indonesia di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (09/10/2013).
"Lihat realita, lalu apa yang harus kita kerjakan. Saya diminta oleh pastur di Merauke untuk datang ke sana. Lalu pastur itu menunjukan diberi nama tempat singgah, banyak perempuan dari mereka yang dibuang keluarganya, karena terkena HIV/AIDS (Human immunodeficiency virus infection/acquired immunodeficiency syndrome)," imbuhnya.
Mega mengungkapkan, persoalan HIV/AIDS di Indonesia seperti fenomena gunung es yang terpendam. Seperti sebuah kasus yang dialami ibu rumah tangga di Papua yang tertular HIV/AIDS dengan kondisi kini yang menyedihkan.
"Ada seorang ibu rumah tangga biasa, tapi sudah mau bunuh diri dua kali. Ketika periksa darah, dia dan bayi kandungannya terkena HIV/AIDS. Dia merasa tak berbuat sesuatu hal yang jelek," ucapnya.
"Ini berarti (penyakit HIV/AIDS) datang dari suaminya. Saya hanya mengangkat keadaan. Berarti kan suaminya yang membawa. Saya begitu sedih dan khawatir. Lalu mengapa mau bunuh diri, ia tak tahan ketika tetangganya dan keluarganya mencemooh dan melecehkannya," tuturnya.
Saat kasus tersebut terjadi di Indonesia, ia mengaku ingin menggugah seluruh pihak, bahwa ini sudah menjadi persoalan bangsa. "Please jangan berpikir, kita dari keluarga baik-baik enggak mungkin begitu (kena HIV/AIDS)," tegasnya.
"Saya melihat anak-anak yang menusuk dirinya untuk pakai narkoba, ini bukan persoalan orang per orang, ini persoalan bangsa. Ini kejadian yang bisa terjadi di mana saja. Dan ini penyakit belum ada obatnya," tutupnya.
"Saya berkeliling sampai ke kampung-kampung. Kehidupan saya, saya hidup di dua dunia. Kemilau Jakarta saya lihat luar biasa, ketika ke Papua saya juga wah keadaannya begitu luar biasa," kata Mega dalam Diskusi Perempuan dan Peradaban Indonesia di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (09/10/2013).
"Lihat realita, lalu apa yang harus kita kerjakan. Saya diminta oleh pastur di Merauke untuk datang ke sana. Lalu pastur itu menunjukan diberi nama tempat singgah, banyak perempuan dari mereka yang dibuang keluarganya, karena terkena HIV/AIDS (Human immunodeficiency virus infection/acquired immunodeficiency syndrome)," imbuhnya.
Mega mengungkapkan, persoalan HIV/AIDS di Indonesia seperti fenomena gunung es yang terpendam. Seperti sebuah kasus yang dialami ibu rumah tangga di Papua yang tertular HIV/AIDS dengan kondisi kini yang menyedihkan.
"Ada seorang ibu rumah tangga biasa, tapi sudah mau bunuh diri dua kali. Ketika periksa darah, dia dan bayi kandungannya terkena HIV/AIDS. Dia merasa tak berbuat sesuatu hal yang jelek," ucapnya.
"Ini berarti (penyakit HIV/AIDS) datang dari suaminya. Saya hanya mengangkat keadaan. Berarti kan suaminya yang membawa. Saya begitu sedih dan khawatir. Lalu mengapa mau bunuh diri, ia tak tahan ketika tetangganya dan keluarganya mencemooh dan melecehkannya," tuturnya.
Saat kasus tersebut terjadi di Indonesia, ia mengaku ingin menggugah seluruh pihak, bahwa ini sudah menjadi persoalan bangsa. "Please jangan berpikir, kita dari keluarga baik-baik enggak mungkin begitu (kena HIV/AIDS)," tegasnya.
"Saya melihat anak-anak yang menusuk dirinya untuk pakai narkoba, ini bukan persoalan orang per orang, ini persoalan bangsa. Ini kejadian yang bisa terjadi di mana saja. Dan ini penyakit belum ada obatnya," tutupnya.
(maf)