Tiap tahun jumlah sakit jiwa lansia meningkat di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes Eka Viora mengatakan, pihaknya terus melancarkan pelatihan psikogeriatri pada dokter umum, yang bertugas di layanan primer.
Dia mengaku, di Indonesia baru ada sembilan fakultas yang membuka bidang studi psikiater dan hanya dapat menghasilkan 30 psikiater per tahun
"Pada tahun ini akan dilakukan pelatihan psikogeriatri di 20-30 puskesmas di Jakarta, dan kemudian menyusul di kota-kota lain," ujar dia, Selasa (8/10/2013).
Berdasarkan sensus 2010 lalu, jumlah lansia di Indonesia mencapai 24 juta jiwa atau 9,7 persen dari total populasi. Pada 2020 mendatang, jumlahnya diperkirakan melonjak menjadi 28,8 juta dan pada 2050 mendatang menjadi 80 juta.
Menurut dia, dari 24 juta lansia yang ada pada saat ini dipekirakan 5 persennya mengalami gangguan depresi. Angka ini akan bertambah besar sampai 13,5 persen pada lansia yang mengalami gangguan medis, dan harus mendapatkan perawatan di rawat inap.
Untuk itu, kedepannya diperlukan upaya penanganan kesehatan lansia yang komprehensif di pelayanan kesehatan primer, untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa (depresi, dimensia, gangguan cemas dan insomnia), penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular.
Klik di sini untuk berita Penyebab sakit jiwa lansia versi WHO.
Dia mengaku, di Indonesia baru ada sembilan fakultas yang membuka bidang studi psikiater dan hanya dapat menghasilkan 30 psikiater per tahun
"Pada tahun ini akan dilakukan pelatihan psikogeriatri di 20-30 puskesmas di Jakarta, dan kemudian menyusul di kota-kota lain," ujar dia, Selasa (8/10/2013).
Berdasarkan sensus 2010 lalu, jumlah lansia di Indonesia mencapai 24 juta jiwa atau 9,7 persen dari total populasi. Pada 2020 mendatang, jumlahnya diperkirakan melonjak menjadi 28,8 juta dan pada 2050 mendatang menjadi 80 juta.
Menurut dia, dari 24 juta lansia yang ada pada saat ini dipekirakan 5 persennya mengalami gangguan depresi. Angka ini akan bertambah besar sampai 13,5 persen pada lansia yang mengalami gangguan medis, dan harus mendapatkan perawatan di rawat inap.
Untuk itu, kedepannya diperlukan upaya penanganan kesehatan lansia yang komprehensif di pelayanan kesehatan primer, untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa (depresi, dimensia, gangguan cemas dan insomnia), penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular.
Klik di sini untuk berita Penyebab sakit jiwa lansia versi WHO.
(stb)