Suap SKK Migas mengarah ke komersialisasi kondesat

Kamis, 26 September 2013 - 21:35 WIB
Suap SKK Migas mengarah ke komersialisasi kondesat
Suap SKK Migas mengarah ke komersialisasi kondesat
A A A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim kasus kasus dugaan suap di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkembang ke arah komersialisasi kondesat di institusi tersebut.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP menyatakan, hal tersebut dapat dilihat dari pemeriksaan penyidik terhadap sejumlah pejabat SKK Migas beberapa waktu lalu. Termasuk pemeriksaan staf SubDin Analisis dan Evaluasi Komersialisasi dan Kondesat SKK Migas Ridha Pringgo.

Apalagi Ridha dan pejabat SKK Migas sebelumnya diperiksa untuk tersangka mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.

"Jadi pasti ada informasi-informasi yang berkembang. Yang kemudian kita dalami. Konteks itu (komersialisasi kondesat) tentu penyidik yang mengetahui. Karena saya tidak difidding," ungkap Johan saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/9/13).

Selain Ridha Pringgo penyidik juga memeriksa Didi Setiarso (swasta). Johan melanjutkan dirinya tidak mengetahui apakah komersialisasi kondesat itu berkaitan dengan proses lifting hingga pengangkutan kondesat dan minyak mentah Kernel Oil Private Limited dan perusahaan trader lain.

Yang jelas penyidik mendalami dalam konteks pemberian dan atau ada hal-hal lain di luar pimpinan Kernel Oil Private Limited Indonesia Simon Gunawan Tanjaya.

"Soal bagaimana proses lifting hingga pengakutan saya tidak tahu. Tapi belum ada kendala kita dalam penyidikan kasus ini. Yang diusut kan kasus suapnya," bebernya.

Johan melanjutkan, sampai kemarin belum ada jadwal pemanggilan Sekretaris Jenderal (Sekjen) ESDM Waryono Karno, juga pejabat ESDM lainnya. Dia menambahkan penyidik akan memeriksa Direktur Kernel Oil Private Limited Singapura Widodo Ratanachaithong. Tetapi untuk pemeriksaannya KPK belum meminta bantuan pihak Singapura.

"Nanti kalau sudah ada, akan saya sampaikan," tandasnya.

Selain Kernel, ada beberapa perusahaan lain yang turut serta dalam setiap tender kondensat dan minyak mentah di SKK Migas. Salah satunya Trafigura Private Limited, perusahaan trader asal Singapura. Kernel Oil dan Trafigura sama-sama berasal dari Singapura.

Berdasarkan empat publikasi dan data berkode ”MH0100” Platts Global Allert yang diterima SINDO melalui surel dari salah satu direktur Platts di New York, Amerika Serikat disebutkan, Trafigura memenangkan tender pada Agustus untuk lifting kondensat Senipah, Delta Mahakam, Kalimantan Timur periode September-Oktober 2013 dengan volume 400.000-500.000 barel.

Namun, sebelumnya Kernel mampu menang dalam dua kali tender untuk dua kali lifting yakni tender Juli untuk lifting Agustus 2013 di kondensat Senipah, Delta Mahakam, Kalimantan Timur, dan Terminal Minyak Mentah Sumur Minyak Minas, Jambi sebesar 500.000 barel. Kedua 300.000 barel untuk kondensat Senipah lifting Juli 2013 yang ditenderkan pada Juni 2013.

Sebelum Kernel memenangkan tender itu, Trafigura dan Kernel bersaing ketat dalam perolehan untuk lifting Juni 2013. Menurut Platts, pada Mei 2013 tersiar bahwa SKK Migas telah menjual 350.000-400.000 barel kondensat Senipah untuk pemuatan 01-10 Juni ke Trafigura dengan harga perkiraan ICP ditambah sekitar 50 sen/barel.

Dari penelusuran SINDO, untuk menggagalkan kemenangan Trafigura untuk lifting Juli dan Agustus, Kernel Oil memberikan uang pelicin (suap) untuk petinggi SKK Migas dan Kementerian ESDM. Termasuk kepada Rudi Rubiandini.

Awal Juli 2013, Rudi, Widodo Ratanachaitong, dan Deviardi pernah melakukan pertemuan di sebuah hotel di Singapura untuk membahas pelolosan dan persetujuan pemberian uang suap. Sementara Simon berada di luar ruangan.

Dalam kasus suap ini, KPK sudah menetapkan tiga tersangka. Mereka yakin mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, pimpinan Kernel Oil Private Limited Indonesia Simon Gunawan Tanjawa dan Deviardi alias Ardi (swasta/pelatih golf).

Baca juga berita KPK periksa pegawai SKK Migas & pihak swasta
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2845 seconds (0.1#10.140)