Bantah mundur, Gita siratkan kegundahan politik
A
A
A
Sindonews.com - Tidak tegasnya sikap Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mundur dari kabinet dipandang mensiratkan kegundahan politik. Terlebih semakin kuatnya isyarat siapa calon presiden (Capres) yang akan diusung Partai Demokrat.
"Soal Gita Wirjawan yang belum tegas mundur sesungguhnya mensiratkan kegundahan politik menteri perdagangan tersebut atas keseriusan Konvensi Partai Demokrat. Apalagi beredar di publik bahwa Pramono Edhie yang digadang-gadang," ujar Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi kepada Sindonews, Selasa (24/9/2013).
Menurutnya, Gita Wirjawan akan mempertimbangkan betul-betul untuk mundur dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Jadi, lanjutnya, wacana mundur dari kabinet hanya sebatas menciptakan kesan positif di mata publik sebagai pejabat negara yang peka.
"Artinya dugaan bahwa konvensi hanya dagelan politik akan menjadi pertimbangan Gita untuk memutuskan maju atau mundur dari jabatan sebagai menteri," tandasnya.
Ia menambahkan, sudah seharusnya memang menteri dan pejabat negara yang ikut menjadi peserta Konvensi Demokrat mundur dari jabatannya agar terhindar dari konflik kepentingan.
"Harusnya begitu dong. Ini soal etika dan fatsun politik. Publik butuh contoh yang baik. Harusnya Presiden SBY menekankan hal tersebut. Apalagi menyangkut masa depan bangsa dan partainya," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Mendag Gita Wirjawan telah menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kalau dirinya siap mengundurkan diri dari jabatannya. "Saya sudah ajukan suratnya dua atau tiga hari lalu," kata Gita, Jumat 20 September 2013 lalu.
Apa yang disampaikan mantan Kepala BKPM ini berbeda dengan klarifikasi Kepala Pusat Humas Kemendag Arlinda Imbang Jaya. Dirinya membantah bahwa Gita telah mengajukan surat pengunduran diri ke Presiden SBY.
"Tidak benar berita bahwa Mendag Gita Wirjawan telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden RI," bantah Kepala Pusat Humas Kemendag Arlinda Imbang Jaya, melalui siaran persnya yang diterima Sindonews, Senin 23 September 2013.
Baca juga berita Kemendag klarifikasi pengunduran diri Gita dari kabinet
"Soal Gita Wirjawan yang belum tegas mundur sesungguhnya mensiratkan kegundahan politik menteri perdagangan tersebut atas keseriusan Konvensi Partai Demokrat. Apalagi beredar di publik bahwa Pramono Edhie yang digadang-gadang," ujar Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi kepada Sindonews, Selasa (24/9/2013).
Menurutnya, Gita Wirjawan akan mempertimbangkan betul-betul untuk mundur dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Jadi, lanjutnya, wacana mundur dari kabinet hanya sebatas menciptakan kesan positif di mata publik sebagai pejabat negara yang peka.
"Artinya dugaan bahwa konvensi hanya dagelan politik akan menjadi pertimbangan Gita untuk memutuskan maju atau mundur dari jabatan sebagai menteri," tandasnya.
Ia menambahkan, sudah seharusnya memang menteri dan pejabat negara yang ikut menjadi peserta Konvensi Demokrat mundur dari jabatannya agar terhindar dari konflik kepentingan.
"Harusnya begitu dong. Ini soal etika dan fatsun politik. Publik butuh contoh yang baik. Harusnya Presiden SBY menekankan hal tersebut. Apalagi menyangkut masa depan bangsa dan partainya," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Mendag Gita Wirjawan telah menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kalau dirinya siap mengundurkan diri dari jabatannya. "Saya sudah ajukan suratnya dua atau tiga hari lalu," kata Gita, Jumat 20 September 2013 lalu.
Apa yang disampaikan mantan Kepala BKPM ini berbeda dengan klarifikasi Kepala Pusat Humas Kemendag Arlinda Imbang Jaya. Dirinya membantah bahwa Gita telah mengajukan surat pengunduran diri ke Presiden SBY.
"Tidak benar berita bahwa Mendag Gita Wirjawan telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden RI," bantah Kepala Pusat Humas Kemendag Arlinda Imbang Jaya, melalui siaran persnya yang diterima Sindonews, Senin 23 September 2013.
Baca juga berita Kemendag klarifikasi pengunduran diri Gita dari kabinet
(kri)