Jika parpol awasi dana caleg, bencana pemilu menanti
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus meragukan, jika partai politik (parpol) mampu mengawasi dana kampanye para calon anggota legislatif (caleg)-nya.
Menurutnya, jika diserahkan pada parpol, penyimpangan dana kampanye yang dilakukan caleg bisa sangat tinggi. Ini mengharuskan pengawasan yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus bisa menjangkau aktivitas para caleg di tiap daerah pemilihan (dapil).
"Jika penyelenggara pemilu menggantungkan harapan akan pemilu berintegritas pada partai politik, maka bencana penyimpangan akan menjadi sesuatu yang mengancam," katanya kepada wartawan, Jumat 20 September 2013.
Dia menilai, design awal pengaturan dana kampanye menjadi selemah sekarang, karena memang dibuat untuk menyediakan celah yang membuat caleg dan parpol bisa bermain bebas dalam mendapatkan dana untuk kampanye mereka.
Menurutnya, dampak paling nyata dari kelemahan peraturan dana kampanye ini, tentu pada faktor keadilan pada caleg. "Caleg dengan harta berlimpah akan dengan mudah menghamburkan dana untuk memenangi dirinya. Sementara caleg dengan modal pas-pasan akan mengharapkan mukjizat untuk bisa bersaing dengan caleg kaya," ungkapnya.
Menurutnya, jika diserahkan pada parpol, penyimpangan dana kampanye yang dilakukan caleg bisa sangat tinggi. Ini mengharuskan pengawasan yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus bisa menjangkau aktivitas para caleg di tiap daerah pemilihan (dapil).
"Jika penyelenggara pemilu menggantungkan harapan akan pemilu berintegritas pada partai politik, maka bencana penyimpangan akan menjadi sesuatu yang mengancam," katanya kepada wartawan, Jumat 20 September 2013.
Dia menilai, design awal pengaturan dana kampanye menjadi selemah sekarang, karena memang dibuat untuk menyediakan celah yang membuat caleg dan parpol bisa bermain bebas dalam mendapatkan dana untuk kampanye mereka.
Menurutnya, dampak paling nyata dari kelemahan peraturan dana kampanye ini, tentu pada faktor keadilan pada caleg. "Caleg dengan harta berlimpah akan dengan mudah menghamburkan dana untuk memenangi dirinya. Sementara caleg dengan modal pas-pasan akan mengharapkan mukjizat untuk bisa bersaing dengan caleg kaya," ungkapnya.
(maf)