DPT terus diperbarui, potensi munculkan masalah
A
A
A
Sindonews.com - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampouw mengatakan, prinsip yang harus dipegang untuk menghindari permasalahan adalah data Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak dapat berubah.
Menurutnya, jika asumsi DPT dibiarkan tetap bisa berubah, meskipun perubahannya terbatas, justru ini akan membuka potensi permainan DPT.
"Atau pemanfaatan DPT sebagai upaya-upaya memenangkan pemilu oleh orang yang bisa mempunyai akses terhadap KPU," katanya kepada wartawan, Jumat (6/9/2013).
Jeirry menekankan, DPT harus tetap, karena nantinya menjamin supaya tidak ada oknum yang menyalahgunakan hal ini. Pasalnya DPT ini akan digunakan untuk mengawasi proses ke depan secara bersama-sama. "Khususnya dalam hal mengawal pemungutan dan penghitungan suara pada pemilu (pemilihan umum) mendatang," ucapnya.
Dia menilai, jika tetap dibuka secara terus-menerus untuk pemutakhiran data, tentunya akan ada data ganda tetapi tak akan pernah terindikasi. Pasalnya, KPU tidak akan seterbuka sekarang. "Kita tidak pernah mengetahui, kalau satu keluar, masuk juga yang lain. Karena sudah tidak jadi menjadi tahapannya, KPU tidak akan terbuka," ungkapnya.
Dia mengatakan jika KPU tetap memungkinkan perubahan DPT di luar adanya daftar pemilih khusus, sama saja membuka kemungkinan terjadinya kecurangan DPT. Dia menilai, potensi ke arah tersebut ada.
"Apalagi kita punya pengalaman di pemilu lalu, dengan DPT yang tidak pasti sampai detik-detik terakhir menjelang hari H (hari pemungutan suara)," tandasnya.
Menurutnya, jika asumsi DPT dibiarkan tetap bisa berubah, meskipun perubahannya terbatas, justru ini akan membuka potensi permainan DPT.
"Atau pemanfaatan DPT sebagai upaya-upaya memenangkan pemilu oleh orang yang bisa mempunyai akses terhadap KPU," katanya kepada wartawan, Jumat (6/9/2013).
Jeirry menekankan, DPT harus tetap, karena nantinya menjamin supaya tidak ada oknum yang menyalahgunakan hal ini. Pasalnya DPT ini akan digunakan untuk mengawasi proses ke depan secara bersama-sama. "Khususnya dalam hal mengawal pemungutan dan penghitungan suara pada pemilu (pemilihan umum) mendatang," ucapnya.
Dia menilai, jika tetap dibuka secara terus-menerus untuk pemutakhiran data, tentunya akan ada data ganda tetapi tak akan pernah terindikasi. Pasalnya, KPU tidak akan seterbuka sekarang. "Kita tidak pernah mengetahui, kalau satu keluar, masuk juga yang lain. Karena sudah tidak jadi menjadi tahapannya, KPU tidak akan terbuka," ungkapnya.
Dia mengatakan jika KPU tetap memungkinkan perubahan DPT di luar adanya daftar pemilih khusus, sama saja membuka kemungkinan terjadinya kecurangan DPT. Dia menilai, potensi ke arah tersebut ada.
"Apalagi kita punya pengalaman di pemilu lalu, dengan DPT yang tidak pasti sampai detik-detik terakhir menjelang hari H (hari pemungutan suara)," tandasnya.
(maf)