Survei INES: Anggota DPR dicap tukang bohong
A
A
A
Sindonews.com - Kepercayaan masyarakat terhadap wakil rakyat alias anggota DPR sepertinya sulit untuk dipulihkan. Bahkan, para anggota DPR dicap menjadi tukang bohong atau tidak jujur.
Hal itu merupakan salah satu kesimpulan dari hasil survei yang dilakukan Indonesia Network Election Survey (INES), yang diumumkan pada hari ini.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 16 Agustus 2013 hingga 30 Agustus 2013 ini, sebanyak 89,3 persen responden menyatakan bahwa anggota DPR RI saat ini tukang bohong dan tidak jujur. Selain itu, sebanyak 87,3 persen responden menyatakan anggota DPR RI menjadi pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
"Ini tergambar dalam temuan survei dan fakta bahwa banyak anggota DPR RI yang tertangkap KPK serta menjadi calo anggaran," ujar Direktur Eksekutif INES, Irwan Suhanto di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2013).
Disamping itu, sebanyak 78,6 persen responden menyatakan bahwa anggota DPR RI saat ini malas untuk mengikuti sidang paripurna.
"Anggota DPR malas sidang dan jika sidang berjalan sering tidur dan terlihat tidak mengikuti dengan seksama," katanya. Kemudian, 20,4 persen responden menyatakan bahwa anggota DPR RI bertingkah laku sopan santun.
Pengumpulan data dalam survei ini dengan metode tatap muka langsung (face to face interview), dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan informasi. Pertanyaan menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka (open ended) dan pertanyaan tertutup (close ended).
Sampling frame dalam survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih pada saat Pemilu 2014. Sample yang diambil adalah 8.280 responden di 33 provinsi, 390 kabupaten, 92 kotamadya, meliputi 600 desa dan 425 kelurahan dengan margin of error sekitar 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Penarikan sample dalam survei ini menggunakan metode stratified random sampling. Sample diambil secara random atas dasar provinsi, proporsi desa kota, penghasilan dan jenis kelamin. Stratifikasi diperlukan agar heterogenitas dari populasi masyarakat Indonesia dapat tercermin dalam sample.
Hal itu merupakan salah satu kesimpulan dari hasil survei yang dilakukan Indonesia Network Election Survey (INES), yang diumumkan pada hari ini.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 16 Agustus 2013 hingga 30 Agustus 2013 ini, sebanyak 89,3 persen responden menyatakan bahwa anggota DPR RI saat ini tukang bohong dan tidak jujur. Selain itu, sebanyak 87,3 persen responden menyatakan anggota DPR RI menjadi pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
"Ini tergambar dalam temuan survei dan fakta bahwa banyak anggota DPR RI yang tertangkap KPK serta menjadi calo anggaran," ujar Direktur Eksekutif INES, Irwan Suhanto di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2013).
Disamping itu, sebanyak 78,6 persen responden menyatakan bahwa anggota DPR RI saat ini malas untuk mengikuti sidang paripurna.
"Anggota DPR malas sidang dan jika sidang berjalan sering tidur dan terlihat tidak mengikuti dengan seksama," katanya. Kemudian, 20,4 persen responden menyatakan bahwa anggota DPR RI bertingkah laku sopan santun.
Pengumpulan data dalam survei ini dengan metode tatap muka langsung (face to face interview), dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan informasi. Pertanyaan menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka (open ended) dan pertanyaan tertutup (close ended).
Sampling frame dalam survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih pada saat Pemilu 2014. Sample yang diambil adalah 8.280 responden di 33 provinsi, 390 kabupaten, 92 kotamadya, meliputi 600 desa dan 425 kelurahan dengan margin of error sekitar 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Penarikan sample dalam survei ini menggunakan metode stratified random sampling. Sample diambil secara random atas dasar provinsi, proporsi desa kota, penghasilan dan jenis kelamin. Stratifikasi diperlukan agar heterogenitas dari populasi masyarakat Indonesia dapat tercermin dalam sample.
(kri)