Aparat tidak tegas, petrus masih jadi ancaman di Indonesia

Minggu, 01 September 2013 - 10:53 WIB
Aparat tidak tegas,...
Aparat tidak tegas, petrus masih jadi ancaman di Indonesia
A A A
Sindonews.com - Aksi penembakan misterius (Petrus) makin marak. Polri tidak berdaya mencegah dan menangkap pelakunya.

Selama 45 hari terakhir, sudah terjadi 20 kasus penembakan misterius, dan hanya satu pelakunya yang berhasil ditangkap polisi, yakni ditangkap Polres Boyolali, Jawa Tengah.

Indonesia Police Watch (IPW) mendata, aksi petrus terjadi mulai dari Aceh hingga Papua. Dari 20 kasus petrus tersebut, 10 kasus terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Sasarannya, 10 mobil, tiga halte busway, satu rumah polisi, empat polisi ditembak dan satu penembakan pada TNI. Akibatnya 3 orang luka dan 5 tewas, tiga diantara yang tewas adalah polisi.

"Ironis memang, di negeri ini makin banyak "koboi" yang main tembak sembarangan. Aksi main tembak ini terjadi akibat dua hal. Pertama, pemerintah sangat permisif terhadap keberadaan senjata api di kalangan sipil, dan tidak ada kebijakan untuk memberantas secara total," ungkap Ketua Presidium IPW Neta S Pane, melalui siara persnya, Minggu (01/9/2013).

Dia menilai, hal ini diperparah dengan sikap pemerintah yang memungut PNBP bagi warga sipil yang memegang senjata api. Akibatnya, keinginan warga sipil memiliki senjata api kian tinggi.

Sehingga aksi penyelundupan senjata api ke Indonesia kian deras, lanjutnya, dan produksi senjata api rakitan kian diminati banyak orang. Sikap permisif pemerintah terlihat pula dari pembiaran pada keberadaan airsoft gun.

"Senjata mainan yang kian mirip dengan senjata orisinal maupun organik itu, dibiarkan bebas di pasaran," tegasnya.

Kedua, kata Neta, aparat kepolisian tidak serius dalam menindak warga sipil yang memegang senjata ilegal. Mantan pejabat yang sewenang-wenang dengan senjata apinya, tidak diproses secara hukum dan cenderung dibiarkan.

"Ketika polisi tidak mau memberikan kepastian hukum, rakyat pun kian nekat main hakim sendiri dan melakukan aksi "koboi" di jalanan. Jika pemerintah dan polisi tidak tegas dalam melakukan penegakan hukum, aksi main tembak di jalanan akan terus berkembang di negeri ini," imbuhnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8905 seconds (0.1#10.140)