Hinca: Komite Konvensi tugasnya jadi penggoda
A
A
A
Sindonews.com - Meskipun pra konvensi sudah ditutup, dan menghasilkan 11 nama peserta, Komite Konvensi mengaku sempat tertarik untuk mengajak Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) terlibat untuk menjadi peserta.
Anggota Komite konvensi Hinca Panjaitan mengatakan, hal itu memang tidak etis tetapi tetap dilakukan karena Komite Konvensi memiliki tugas untuk menggoda semua tokoh yang dianggap potensial mengikuti konvensi.
Hinca menegaskan, Konvensi Demokrat mengutamakan sistem semi terbuka. Artinya, Demokrat mempersilakan kepada tokoh nasional yang memiliki potensi besar menjadi presiden namun tak mendapat tempat di partainya untuk mengambil bagian dalam konvensi tersebut.
"Boleh mengundang (tokoh) dari luar, apalagi jika orang itu tidak punya ruang karena di partainya sudah tertutup, sementara dia berkeinginan untuk maju, maka dia masuk," kata Hinca dalam sebuah diskusi politik di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8/2013).
Hinca yang juga Ketua DPP Demokrat ini menuturkan, salah satu anggota komite yang bertugas melakukan pendekatan kepada Jokowi adalah Effendi Ghazali. Saat itu Jokowi mengaku senang diundang walau akhirnya menolak tawaran tersebut.
Ia mengungkapkan, semua pihak boleh saja menilai Komite Konvensi tidak etis karena menggoda atau mengundang kader partai lain untuk mengikuti konvensi. Akan tetapi, ia bersikukuh hal itu menjadi lumrah dilakukan, terlebih tidak menabrak hukum yang berlaku.
"Boleh dikatakan tidak etis, tapi tidak melanggar hukum. Tugas kami hanya menggoda," tuturnya.
Seperti diketahui, tahap pra-Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang digelar sejak Sabtu (24/8/2013) telah selesai. Proses ini menyisakan 11 nama. Padahal, sebelum menggelar pra-Konvensi, ada 15 nama yang disebut diundang untuk ikut.
Pada hari terakhir penyelenggaraan pra-Konvensi, tiga orang menyatakan batal ikut, yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana, dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih. Sementara itu, keikutsertaan Bupati Kutai Timur Isran Noor belum jelas.
Anggota Komite konvensi Hinca Panjaitan mengatakan, hal itu memang tidak etis tetapi tetap dilakukan karena Komite Konvensi memiliki tugas untuk menggoda semua tokoh yang dianggap potensial mengikuti konvensi.
Hinca menegaskan, Konvensi Demokrat mengutamakan sistem semi terbuka. Artinya, Demokrat mempersilakan kepada tokoh nasional yang memiliki potensi besar menjadi presiden namun tak mendapat tempat di partainya untuk mengambil bagian dalam konvensi tersebut.
"Boleh mengundang (tokoh) dari luar, apalagi jika orang itu tidak punya ruang karena di partainya sudah tertutup, sementara dia berkeinginan untuk maju, maka dia masuk," kata Hinca dalam sebuah diskusi politik di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8/2013).
Hinca yang juga Ketua DPP Demokrat ini menuturkan, salah satu anggota komite yang bertugas melakukan pendekatan kepada Jokowi adalah Effendi Ghazali. Saat itu Jokowi mengaku senang diundang walau akhirnya menolak tawaran tersebut.
Ia mengungkapkan, semua pihak boleh saja menilai Komite Konvensi tidak etis karena menggoda atau mengundang kader partai lain untuk mengikuti konvensi. Akan tetapi, ia bersikukuh hal itu menjadi lumrah dilakukan, terlebih tidak menabrak hukum yang berlaku.
"Boleh dikatakan tidak etis, tapi tidak melanggar hukum. Tugas kami hanya menggoda," tuturnya.
Seperti diketahui, tahap pra-Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang digelar sejak Sabtu (24/8/2013) telah selesai. Proses ini menyisakan 11 nama. Padahal, sebelum menggelar pra-Konvensi, ada 15 nama yang disebut diundang untuk ikut.
Pada hari terakhir penyelenggaraan pra-Konvensi, tiga orang menyatakan batal ikut, yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana, dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih. Sementara itu, keikutsertaan Bupati Kutai Timur Isran Noor belum jelas.
(kri)