Marzuki Alie akui pernah kenal Sengman
Marzuki Alie akui pernah kenal Sengman
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie menilai, Ridwan Hakim telah berbohong dengan menyebut Sengman sebagai perantara untuk mengantarkan uang senilai Rp40 miliar untuk Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono dari PT Indoguna Utama.
Hal itu disampaikan Ridwan saat menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dalam perkara dugaan suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan).
"Itu bohong, mungkin jual nama," kata Marzuki di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/2013).
Ia menjelaskan kalau dirinya pernah mengenal sosok Sengman jauh saat masih berada di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 Sengmen tak pernah ada.
"Saya kenal (Sengman) di Palembang, sudah lama. Saya sekretaris tim pemenangan (SBY) dan dia (Sengmen) di 2009 tidak ada," tuntasnya.
Sebelumnya, pengakuan mengejutkan datang dari Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin. Saat sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah, Ridwan menyebutkan, orang dekat SBY membawa uang Rp40 miliar milik PT Indoguna Utama.
Demikian diungkapkan Ridwan Hakim saat bersaksi dalam lanjutan sidang pengurusan kuota impor sapi dan tindak pidana pencucian uang, di Pengadilan Tipikor Jakarta. Dalam persidangan, Ridwan Hakim mengaku pernah ditanya oleh penyidik KPK mengenai uang Rp40 miliar dari PT Indoguna Utama.
"Kalau soal Rp40 miliar itu dibawa sama Sengman. Sengman sendiri sudah saya jelaskan ke penyidik. Jadi kalau mau tahu Rp40 miliar itu tanyakan saja ke Sengman," ujar Ridwan Hakim di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 29 Agustus 2013.
Penasaran dengan ucapan Ridwan Hakim, ketua majelis hakim, Nawawi Pomolango pun mendesak putra Hilmi Aminuddin itu menjelaskan maksud nama Sengman. "Sengman itu utusan presiden yang mulia," jawab Ridwan.
Hakim Nawawi semakin penasaran. "Presiden apa?" tanya hakim kembali. "Ya Presiden SBY," timpal Ridwan. Namun begitu, Ridwan yang mengaku pengusaha pembuatan baju (konveksi) menjelaskan maksud uang Rp40 miliar itu. "Saya tidak tahu," jawab Ridwan.
Hal itu disampaikan Ridwan saat menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dalam perkara dugaan suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan).
"Itu bohong, mungkin jual nama," kata Marzuki di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/2013).
Ia menjelaskan kalau dirinya pernah mengenal sosok Sengman jauh saat masih berada di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 Sengmen tak pernah ada.
"Saya kenal (Sengman) di Palembang, sudah lama. Saya sekretaris tim pemenangan (SBY) dan dia (Sengmen) di 2009 tidak ada," tuntasnya.
Sebelumnya, pengakuan mengejutkan datang dari Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin. Saat sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah, Ridwan menyebutkan, orang dekat SBY membawa uang Rp40 miliar milik PT Indoguna Utama.
Demikian diungkapkan Ridwan Hakim saat bersaksi dalam lanjutan sidang pengurusan kuota impor sapi dan tindak pidana pencucian uang, di Pengadilan Tipikor Jakarta. Dalam persidangan, Ridwan Hakim mengaku pernah ditanya oleh penyidik KPK mengenai uang Rp40 miliar dari PT Indoguna Utama.
"Kalau soal Rp40 miliar itu dibawa sama Sengman. Sengman sendiri sudah saya jelaskan ke penyidik. Jadi kalau mau tahu Rp40 miliar itu tanyakan saja ke Sengman," ujar Ridwan Hakim di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 29 Agustus 2013.
Penasaran dengan ucapan Ridwan Hakim, ketua majelis hakim, Nawawi Pomolango pun mendesak putra Hilmi Aminuddin itu menjelaskan maksud nama Sengman. "Sengman itu utusan presiden yang mulia," jawab Ridwan.
Hakim Nawawi semakin penasaran. "Presiden apa?" tanya hakim kembali. "Ya Presiden SBY," timpal Ridwan. Namun begitu, Ridwan yang mengaku pengusaha pembuatan baju (konveksi) menjelaskan maksud uang Rp40 miliar itu. "Saya tidak tahu," jawab Ridwan.
(maf)
Explore More