Sekretaris SKK Migas tutupi jatah Kernel Oil
A
A
A
Sindonews.com - Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana berusaha menutupi jatah yang diterima Kernel Oil Private Limited di Terminal Minyak Mentah dan Kondensat Senipah, Delta Mahakam, Kalimantan Timur, dan Terminal Minyak Mentah Sumur Minyak Minas, Jambi.
Hal itu tampak saat Gde Pradnyana merampungkan pemeriksaannya lebih dari enam jam di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (27/8/13).
Dikonfirmasi soal alasan SKK Migas memenangkan Kernel Oil dalam tender kondensat Senipah, Delta Mahakam, Kalimantan Timur, dan Terminal Minyak Mentah Sumur Minyak Minas, Jambi sebesar 500.000 barel untuk lifting Agustus 2013 serta 300.000 barrel untuk kondesat Senipah lifting Juli 2013, dia enggan menerangkan prosesnya.
"Nanti bagian itu biar dari KPK yang jelaskan," ujar Gde yang terus berusaha menerobos kerumunan wartawan.
Dia mengaku kehadirannya kemarin karena pada dasarnya ingin membantu pekerjaan atau penyidikan yang sedang dilakukan KPK. Kehadirannya sebagai pemenuhan atas kewajibannya memberikan keterangan.
Tetapi dia tidak menjelaskan apa gambaran umum pemeriksaannya. Dikonfirmasi soal penawaran sejumlah perusahaan trader kepada SKK Migas, dia tampak menutupinya.
"Nanti-nanti, itu biar dari KPK yang menjelaskan," kilahnya lagi.
Usai menjawab itu, Gde langsung bungkam dan berusaha menerobos kerumunan wartawan untuk menuju Jalan HR Rasuna Said. Di tengah kerumunan wartawan, dia beberapa kali diam. Dia juga belum mau berkomentar apakah ada kerawanan SKK Migas dalam berurusan dengan beberapa perusahaan trader.
Dia memilih kembali menerobos kerumunan wartawan. Lagi-lagi dia menyerahkan semua penjelasnya ke KPK. Dikonfirmasi soal materi pemeriksaannya kemarin, dia berkilah. "Biar tidak mempengaruhi penyidikan ya," selorohnya.
Disinggung berapa banyak perusahaan curang yang bertindak seperti Kernel Oil, Gde kembali mengatakan nanti biar KPK yang menjelaskannya. Pasalnya dia tidak mau mempengaruhi kesaksiannya.
Dia juga tidak menjawab soal keterlibatan seorang pengusaha minyak dan energi berinisial GT dalam kasus ini ataupun mafia migas di lingkungan SKK dan ESDM. Meski tidak menjawab secara eksplisit, dia mengakui dengan anggukan bahwa ada perusahaan lain yang melakukan kecurangan.
"Yang jelas nanti biar KPK yang menjelaskan itu ya," tandasnya.
Peristiwa wartawan yang meminta penjelasan terhadap Gde dari depan KPK hingga Jln HR Rasuna Said sempat mengakibatkan kemacetan. Pasalnya, Gde nekat menyeberangi padatnya arus lalu lintas di depan pagar Gedung KPK itu.
Akibatnya kemacetan terjadi beberapa menit. Dikonfirmasi apakah dia dilarang oleh atasannya untuk memberikan keterangan ke wartawan, Gde malah memilih memasuki taksi B 1086 CTC yang diberhentikannya di tengah jalan raya.
Kernel Oil Private Limited pernah memperoleh jatah di Terminal Minyak Mentah dan Kondensat Senipah, Delta Mahakam, Kalimantan Timur, dan Terminal Minyak Mentah Sumur Minyak Minas, Jambi dari SKK Migas.
Fakta itu terungkap lewat publikasi dan data Platts Global Allert yang diterima langsung SINDO lewat email dari salah satu direktur Platts di New York, Amerika Serikat. Setelah berinteraksi dengan jajaran Platts lewat surat elektronik, akhirnya direktur tersebut mengirimkan beberapa rangkaian data.
Data dengan kode "MH0100" diberi tajuk sumber data tender "Indonesia's SKK Migas offers Senipah condensate, Minas crude". Secara sederhana, tajuk itu jelas menunjukan bahwa SKK Migas pernah menawarkan kondesat Terminal Senipah dan minyak mentah Terminal Minas. Data itu dihimpun langsung oleh Platts perwakilan Singapura tertanggal 3 Juli 2013.
Dari penelusuran SINDO, minyak mentah jenis Minas yang dikenal juga dengan Sumatera light Crude (SLC) merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
"Penjualnya adalah regulator hulu SKK Migas Indonesia. Dengan spesifikasi dan kuantitas yakni kondesat Senipah, 250.000 barel dan minyak mentah Minas 250.000 barel. Untuk lifting Agustus (2013)," demikian data Platts yang diterima SINDO di Jakarta, Sabtu (24/8/13).
Minyak dari dua terminal itu akan akan diangkut dari pelabuhan Terminal Laut Senipah. Harga dasarnya menggunakan ICP untuk kondesat Senipah. Platts memberikan catatan bahwa sebelumnya, SKK Migas terakhir penah menjual satu kargo 300.000 barel kondesat Senipah kepada Kernel Oil berdasarkan harga ICP yang didasakan nilai kondesat Senipah kondensat. "Ditambah sekitar 5 sen/ barel," tutup data tersebut.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) disebutkan per Juli 2013, kondensat Senipah disenilai USD103,74 per barel.
Selain itu, Platts juga mencatat bahwa SKK Migas pernah menjual 300.000 barel kondesat Senipah untuk lifting pemuatan Juli 2013 kepada Kernel Oil. Laporan Platts Singapura itu tertanggal 13 Juni 2013.
Pelabuhan pengangkutnya yakni Terminal Laut Senipah dengan ICP sesui ketentuan harga kondesat Senipah yang sudah ditentukan pemerintah Indonesia ditambah sekitar 5 sen/ barel. Tapi, Platts memberikan catatan,
"Bulan lalu (Mei), sebenarnya terdengar (diisukan) SKK Migas telah menjual 350,000-400,000 barel kondensat Senipah untuk pemuatan 01-10 Juni ke Trafigura (perusahaan trader asal Singapura) dengan harga perkiraan ICP ditambah sekitar 50 sen/barel. Sebelum Kernel memenangkan tender di bulan Juni."
Hal itu tampak saat Gde Pradnyana merampungkan pemeriksaannya lebih dari enam jam di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (27/8/13).
Dikonfirmasi soal alasan SKK Migas memenangkan Kernel Oil dalam tender kondensat Senipah, Delta Mahakam, Kalimantan Timur, dan Terminal Minyak Mentah Sumur Minyak Minas, Jambi sebesar 500.000 barel untuk lifting Agustus 2013 serta 300.000 barrel untuk kondesat Senipah lifting Juli 2013, dia enggan menerangkan prosesnya.
"Nanti bagian itu biar dari KPK yang jelaskan," ujar Gde yang terus berusaha menerobos kerumunan wartawan.
Dia mengaku kehadirannya kemarin karena pada dasarnya ingin membantu pekerjaan atau penyidikan yang sedang dilakukan KPK. Kehadirannya sebagai pemenuhan atas kewajibannya memberikan keterangan.
Tetapi dia tidak menjelaskan apa gambaran umum pemeriksaannya. Dikonfirmasi soal penawaran sejumlah perusahaan trader kepada SKK Migas, dia tampak menutupinya.
"Nanti-nanti, itu biar dari KPK yang menjelaskan," kilahnya lagi.
Usai menjawab itu, Gde langsung bungkam dan berusaha menerobos kerumunan wartawan untuk menuju Jalan HR Rasuna Said. Di tengah kerumunan wartawan, dia beberapa kali diam. Dia juga belum mau berkomentar apakah ada kerawanan SKK Migas dalam berurusan dengan beberapa perusahaan trader.
Dia memilih kembali menerobos kerumunan wartawan. Lagi-lagi dia menyerahkan semua penjelasnya ke KPK. Dikonfirmasi soal materi pemeriksaannya kemarin, dia berkilah. "Biar tidak mempengaruhi penyidikan ya," selorohnya.
Disinggung berapa banyak perusahaan curang yang bertindak seperti Kernel Oil, Gde kembali mengatakan nanti biar KPK yang menjelaskannya. Pasalnya dia tidak mau mempengaruhi kesaksiannya.
Dia juga tidak menjawab soal keterlibatan seorang pengusaha minyak dan energi berinisial GT dalam kasus ini ataupun mafia migas di lingkungan SKK dan ESDM. Meski tidak menjawab secara eksplisit, dia mengakui dengan anggukan bahwa ada perusahaan lain yang melakukan kecurangan.
"Yang jelas nanti biar KPK yang menjelaskan itu ya," tandasnya.
Peristiwa wartawan yang meminta penjelasan terhadap Gde dari depan KPK hingga Jln HR Rasuna Said sempat mengakibatkan kemacetan. Pasalnya, Gde nekat menyeberangi padatnya arus lalu lintas di depan pagar Gedung KPK itu.
Akibatnya kemacetan terjadi beberapa menit. Dikonfirmasi apakah dia dilarang oleh atasannya untuk memberikan keterangan ke wartawan, Gde malah memilih memasuki taksi B 1086 CTC yang diberhentikannya di tengah jalan raya.
Kernel Oil Private Limited pernah memperoleh jatah di Terminal Minyak Mentah dan Kondensat Senipah, Delta Mahakam, Kalimantan Timur, dan Terminal Minyak Mentah Sumur Minyak Minas, Jambi dari SKK Migas.
Fakta itu terungkap lewat publikasi dan data Platts Global Allert yang diterima langsung SINDO lewat email dari salah satu direktur Platts di New York, Amerika Serikat. Setelah berinteraksi dengan jajaran Platts lewat surat elektronik, akhirnya direktur tersebut mengirimkan beberapa rangkaian data.
Data dengan kode "MH0100" diberi tajuk sumber data tender "Indonesia's SKK Migas offers Senipah condensate, Minas crude". Secara sederhana, tajuk itu jelas menunjukan bahwa SKK Migas pernah menawarkan kondesat Terminal Senipah dan minyak mentah Terminal Minas. Data itu dihimpun langsung oleh Platts perwakilan Singapura tertanggal 3 Juli 2013.
Dari penelusuran SINDO, minyak mentah jenis Minas yang dikenal juga dengan Sumatera light Crude (SLC) merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
"Penjualnya adalah regulator hulu SKK Migas Indonesia. Dengan spesifikasi dan kuantitas yakni kondesat Senipah, 250.000 barel dan minyak mentah Minas 250.000 barel. Untuk lifting Agustus (2013)," demikian data Platts yang diterima SINDO di Jakarta, Sabtu (24/8/13).
Minyak dari dua terminal itu akan akan diangkut dari pelabuhan Terminal Laut Senipah. Harga dasarnya menggunakan ICP untuk kondesat Senipah. Platts memberikan catatan bahwa sebelumnya, SKK Migas terakhir penah menjual satu kargo 300.000 barel kondesat Senipah kepada Kernel Oil berdasarkan harga ICP yang didasakan nilai kondesat Senipah kondensat. "Ditambah sekitar 5 sen/ barel," tutup data tersebut.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) disebutkan per Juli 2013, kondensat Senipah disenilai USD103,74 per barel.
Selain itu, Platts juga mencatat bahwa SKK Migas pernah menjual 300.000 barel kondesat Senipah untuk lifting pemuatan Juli 2013 kepada Kernel Oil. Laporan Platts Singapura itu tertanggal 13 Juni 2013.
Pelabuhan pengangkutnya yakni Terminal Laut Senipah dengan ICP sesui ketentuan harga kondesat Senipah yang sudah ditentukan pemerintah Indonesia ditambah sekitar 5 sen/ barel. Tapi, Platts memberikan catatan,
"Bulan lalu (Mei), sebenarnya terdengar (diisukan) SKK Migas telah menjual 350,000-400,000 barel kondensat Senipah untuk pemuatan 01-10 Juni ke Trafigura (perusahaan trader asal Singapura) dengan harga perkiraan ICP ditambah sekitar 50 sen/barel. Sebelum Kernel memenangkan tender di bulan Juni."
(kri)