Golkar: Alat peraga kampanye tidak efektif
A
A
A
Sindonews.com - Ketua DPP Partai Golkar Agun Gunanjar Sudarsa mengatakan mendukung aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang membatasi calon legislatif (Caleg) dalam memasang alat peraga kampanye seperti baliho atau spanduk. Menurutnya, alat peraga seperti spanduk dan baliho tidak begitu efektif.
"Kita harus cerdas melihat itu. Maka alat peraga itu sudah tidak lagi efektif. Selain mengotori lingkungan dan merusak lingkungan," katanya saat dihubungi SINDO di Jakarta, Selasa (27/8/2013) malam.
Ia mnilai, masyarakat sudah sangat pintar untuk tidak lagi memilih seseorang karena money politic atau kekuasaan. Justru yang terpilih adalah orang-orang yang blusukan dan mampu mendekati suara rakyat.
Dia pun mengapresiasi peraturan tersebut. Pasalnya, orientasi Pemilu 2014 adalah pemilu berkualitas. Sehingga pemilih memperoleh informasi yang utuh tentang caleg.
"Maka akan terjadi pergeseran dari baliho spanduk ke leaflet, stiker dan kartu nama. Karena disana bisa dicetak lebih lengkap soal calegnya. Leflet akan lebih lengkap dibanding baliho," katanya.
Namun demikian, menurutnya untuk kampanye perorangan memang butuh perluasan. Meskipun tetap harus ada pembatasan. "Kalau tidak akan terjadi kapitalisasi politik buat yang berkemampuan tinggi masif dibanding yang baru-baru," katanya.
Ketua Komisi II ini mengatakan, kampanye dialogis yang diharapkan dan harus lebih didorong kampanye caleg. Dia menambahkan bahwa pemasangan alat peraga akan menambah besarnya biaya politik.
"Satu dapil lebih dari 600 desa. Satu desa 10 baliho jadi butuh 6.000 baliho kali 10.000 sudah berapa. Kan berat. Makanya baliho cukup partai dan desa cukup satu," katanya.
"Kita harus cerdas melihat itu. Maka alat peraga itu sudah tidak lagi efektif. Selain mengotori lingkungan dan merusak lingkungan," katanya saat dihubungi SINDO di Jakarta, Selasa (27/8/2013) malam.
Ia mnilai, masyarakat sudah sangat pintar untuk tidak lagi memilih seseorang karena money politic atau kekuasaan. Justru yang terpilih adalah orang-orang yang blusukan dan mampu mendekati suara rakyat.
Dia pun mengapresiasi peraturan tersebut. Pasalnya, orientasi Pemilu 2014 adalah pemilu berkualitas. Sehingga pemilih memperoleh informasi yang utuh tentang caleg.
"Maka akan terjadi pergeseran dari baliho spanduk ke leaflet, stiker dan kartu nama. Karena disana bisa dicetak lebih lengkap soal calegnya. Leflet akan lebih lengkap dibanding baliho," katanya.
Namun demikian, menurutnya untuk kampanye perorangan memang butuh perluasan. Meskipun tetap harus ada pembatasan. "Kalau tidak akan terjadi kapitalisasi politik buat yang berkemampuan tinggi masif dibanding yang baru-baru," katanya.
Ketua Komisi II ini mengatakan, kampanye dialogis yang diharapkan dan harus lebih didorong kampanye caleg. Dia menambahkan bahwa pemasangan alat peraga akan menambah besarnya biaya politik.
"Satu dapil lebih dari 600 desa. Satu desa 10 baliho jadi butuh 6.000 baliho kali 10.000 sudah berapa. Kan berat. Makanya baliho cukup partai dan desa cukup satu," katanya.
(kri)