Pengaturan jadwal penerbangan haji alami perubahan
A
A
A
Sindonews.com - Belajar dari pengalaman setiap tahunnya, pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) dalam mempersiapkan haji terus diperbaiki.
Tahun ini, beberapa kebijakan baru yang dibuat oleh Pemerintah Arab Saudi seperti pemotongan kuota 20 persen untuk seluruh negara. Selain itu juga jalur penerbangan beberapa embarkasih memiliki perubahan.
Sekretaris Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Cepi Supriatna mengatakan, tahun ini Indonesia tetap menggunakan pesawat garuda dan Saudi Airlines.
Delapan embarkasih yang diangkut oleh Garuda Indonesia seperti Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Balikpapan, Lombok, Banjarmasin dan Makassar. Sedangkan tiga embarkasih lainya seperti Surabaya, Jakarta (Bekasi dan Jawa Barat) dan Batam diangkut oleh SaudiArabia Airlines.
“Persiapan penerbangan sudah ditetapkan jadwalnya. Beberapa kloter dari Aceh sampai Makassar sudah ditetapkan disetiap provinsinya seperti Selawesi Selatan, Selawesi Tenggara, Selawesi Barat, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat,” tandasnya saat ditemui di Kantor Kemenag di Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Cepi mengatakan, tahun ini pengaturan jadwal haji sedikit berbeda dari tahun sebelumnya untuk jadwal keberangkatan dan pemulangan. Pada 10 September menjadi awal keberangkatan kloter pertama dari seluruh embarkasih sampai pada 24 September menuju ke Madinah untuk berziarah dari tiga embarkasih.
Pada tanggal 25 September keberangkatan dimulai untuk gelombang kedua dari delapan embarkasih. Setelahnya akan turun di Jeddah dan langsung ke Mekkah dan besoknya penerbangan untuk gelombang kedua pada 25 September turun di Jeddah dan langusung ke Mekah untuk delapan embarkasih
Sedangkan untuk pemulangan, khusus untuk gelombang pertama pemulangan ke tanah air tidak melewati Jeddah dan mampir di Hotel Transito. Melalui Mekkah pemulangan jamaah akan dilakukan. Sedangkan untuk gelombang kedua yang pulang melewati Madinah dan menyempatkan diri untuk menginap di hotel transito.
Kebijakan ini, lanjut dia berlaku kepada seluruh embarkasih, karena pemulangan kloter pertama memakan banyak waktu dan jumlahnya hampir seluruh dari seluruh jemaah yaitu sekitar 385 ribu jemaah. Penerbangan gelombang pertama diupayakan untuk tiga embarkasih seperti Jakarta (Bekasi-Jawa Barat), Surabaya, Batam dan sedang diupayakan untuk daerah Medan.
“Jadi jika yang gelombang pertama akan berziarah dulu ke Madinah, baru selesai itu melaksanakan ibadah haji. Sedangkan gelombang kedua melaksanakan haji terlebih dahulu baru berziarah ke Madinah,” kata Cepi.
Melihat jumlah kloter pertama jauh lebih banyak, maka pemerintah akan mengangkut para jemaah menggunakan pesawat besar seperti Boeing 747-450 atau 455 dan Air bush 375. Hal ini disesuaikan dengan kapasitas bandara dan jemaah yang akan berangkat.
Tahun ini, beberapa kebijakan baru yang dibuat oleh Pemerintah Arab Saudi seperti pemotongan kuota 20 persen untuk seluruh negara. Selain itu juga jalur penerbangan beberapa embarkasih memiliki perubahan.
Sekretaris Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Cepi Supriatna mengatakan, tahun ini Indonesia tetap menggunakan pesawat garuda dan Saudi Airlines.
Delapan embarkasih yang diangkut oleh Garuda Indonesia seperti Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Balikpapan, Lombok, Banjarmasin dan Makassar. Sedangkan tiga embarkasih lainya seperti Surabaya, Jakarta (Bekasi dan Jawa Barat) dan Batam diangkut oleh SaudiArabia Airlines.
“Persiapan penerbangan sudah ditetapkan jadwalnya. Beberapa kloter dari Aceh sampai Makassar sudah ditetapkan disetiap provinsinya seperti Selawesi Selatan, Selawesi Tenggara, Selawesi Barat, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat,” tandasnya saat ditemui di Kantor Kemenag di Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Cepi mengatakan, tahun ini pengaturan jadwal haji sedikit berbeda dari tahun sebelumnya untuk jadwal keberangkatan dan pemulangan. Pada 10 September menjadi awal keberangkatan kloter pertama dari seluruh embarkasih sampai pada 24 September menuju ke Madinah untuk berziarah dari tiga embarkasih.
Pada tanggal 25 September keberangkatan dimulai untuk gelombang kedua dari delapan embarkasih. Setelahnya akan turun di Jeddah dan langsung ke Mekkah dan besoknya penerbangan untuk gelombang kedua pada 25 September turun di Jeddah dan langusung ke Mekah untuk delapan embarkasih
Sedangkan untuk pemulangan, khusus untuk gelombang pertama pemulangan ke tanah air tidak melewati Jeddah dan mampir di Hotel Transito. Melalui Mekkah pemulangan jamaah akan dilakukan. Sedangkan untuk gelombang kedua yang pulang melewati Madinah dan menyempatkan diri untuk menginap di hotel transito.
Kebijakan ini, lanjut dia berlaku kepada seluruh embarkasih, karena pemulangan kloter pertama memakan banyak waktu dan jumlahnya hampir seluruh dari seluruh jemaah yaitu sekitar 385 ribu jemaah. Penerbangan gelombang pertama diupayakan untuk tiga embarkasih seperti Jakarta (Bekasi-Jawa Barat), Surabaya, Batam dan sedang diupayakan untuk daerah Medan.
“Jadi jika yang gelombang pertama akan berziarah dulu ke Madinah, baru selesai itu melaksanakan ibadah haji. Sedangkan gelombang kedua melaksanakan haji terlebih dahulu baru berziarah ke Madinah,” kata Cepi.
Melihat jumlah kloter pertama jauh lebih banyak, maka pemerintah akan mengangkut para jemaah menggunakan pesawat besar seperti Boeing 747-450 atau 455 dan Air bush 375. Hal ini disesuaikan dengan kapasitas bandara dan jemaah yang akan berangkat.
(kri)