Pemilu 2014, parpol Islam diprediksi jadi juru kunci
A
A
A
Sindonews.com - Partai politik (Parpol) berbasis Islam diprediksi hanya akan mengisi posisi juru kunci pada Pemilu 2014 mendatang.
Hal itu diakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai Islam kurang inovatif dalam menawarkan program-program dan minimnya tokoh pemimpin.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Nico Harjanto, parpol Islam hanya akan menjadi parpol kelas menengah atau bahkan menjadi juru kunci di pemilu nanti. Dengan kisaran perolehan suara antara 4-8 persen.
"Kalau lolos PT masih bisa, kecuali untuk PBB yang agak berat. Parpol-parpol berbasis Islam ya hanya akan berada di kisaran 4-8 persen saja. Susah untuk mengembalikan kejayaan seperti PKB di tahun 1999 yang mendapat 13 persen dan jadi nomor tiga," ujarnya ketika berbincang-bincang dengan Sindonews, Sabtu (3/8/2013).
Akan tetapi, parpol Islam bisa melakukan perubahan jika ingin keluar dari perolehan 4-8 persen tersebut. Ia berpendapat, parpol Islam harus berani melakukan terobosan dengan mendorong tokoh terbaik dari luar partai.
"Kecuali mereka (parpol Islam) berani membuat terobosan politik dengan mencalonkan tokoh terbaik dan terpopuler saat ini menjadi capres dan menobatkan tokoh tersebut sebagai kader bangsa. Bukan menganggapnya sebagai kader partai tertentu. Itu baru akan menarik simpati luas masyarakat pemilih," tuturnya.
Analisis Kebijakan Publik Rajawali Foundation ini menambahkan, dalam kondisi kepercayaan masyarakat yang rendah, parpol Islam harus bisa mengambil langkah taktis.
"Dalam kondisi minimnya kepercayaan publik dan prestasi atau kinerja parpol, maka dibutuhkan keberanian untuk mengambil opsi politik yang revolusioner, seperti tidak mencalonkan tokoh internalnya tapi capres terbaik," pungkasnya.
Hal itu diakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai Islam kurang inovatif dalam menawarkan program-program dan minimnya tokoh pemimpin.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Nico Harjanto, parpol Islam hanya akan menjadi parpol kelas menengah atau bahkan menjadi juru kunci di pemilu nanti. Dengan kisaran perolehan suara antara 4-8 persen.
"Kalau lolos PT masih bisa, kecuali untuk PBB yang agak berat. Parpol-parpol berbasis Islam ya hanya akan berada di kisaran 4-8 persen saja. Susah untuk mengembalikan kejayaan seperti PKB di tahun 1999 yang mendapat 13 persen dan jadi nomor tiga," ujarnya ketika berbincang-bincang dengan Sindonews, Sabtu (3/8/2013).
Akan tetapi, parpol Islam bisa melakukan perubahan jika ingin keluar dari perolehan 4-8 persen tersebut. Ia berpendapat, parpol Islam harus berani melakukan terobosan dengan mendorong tokoh terbaik dari luar partai.
"Kecuali mereka (parpol Islam) berani membuat terobosan politik dengan mencalonkan tokoh terbaik dan terpopuler saat ini menjadi capres dan menobatkan tokoh tersebut sebagai kader bangsa. Bukan menganggapnya sebagai kader partai tertentu. Itu baru akan menarik simpati luas masyarakat pemilih," tuturnya.
Analisis Kebijakan Publik Rajawali Foundation ini menambahkan, dalam kondisi kepercayaan masyarakat yang rendah, parpol Islam harus bisa mengambil langkah taktis.
"Dalam kondisi minimnya kepercayaan publik dan prestasi atau kinerja parpol, maka dibutuhkan keberanian untuk mengambil opsi politik yang revolusioner, seperti tidak mencalonkan tokoh internalnya tapi capres terbaik," pungkasnya.
(kri)