Parpol harus hindari konflik di internal
A
A
A
Sindonews.com - Sistem pemilihan umum (pemilu) yang mengandalkan suara terbanyak membuat persaingan akan sengit, tidak hanya antar partai politik (parpol), tetapi juga dalam satu partai. Persaingan sengit ini perlu diantisipasi oleh parpol karena bisa timbulkan sengketa.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, partai politik harus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan sengketa antar caleg dalam partainya. Pasalnya, sistem suara terbanyak membuka persaingan secara luas diantara caleg dalam satu partai.
"Secara internal memperkecil sedemikian rupa kemungkinan terjadi konflik di internal partai," ungkapnya saat dihubungi KORAN SINDO, Rabu (31/7/2013).
Dia mengatakan bahwa sistem saat ini sama dengan sistem pada saat Pemilu 2009. Sehingga dapat dipastikan akan terjadi kompetisi antar kader di internal. Saling curiga akan muncul karena setiap caleg sudah siap untuk memanangkan di dapilnya.
"Sehingga kekhwatiran itu muncul ketika mereka merasa mumpuni tapi hitung-hitungannya tidak pas. Kemudian kekhawaturan suaranya iti dialokasikan ke kader lainnya," ungkapnya.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, partai politik harus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan sengketa antar caleg dalam partainya. Pasalnya, sistem suara terbanyak membuka persaingan secara luas diantara caleg dalam satu partai.
"Secara internal memperkecil sedemikian rupa kemungkinan terjadi konflik di internal partai," ungkapnya saat dihubungi KORAN SINDO, Rabu (31/7/2013).
Dia mengatakan bahwa sistem saat ini sama dengan sistem pada saat Pemilu 2009. Sehingga dapat dipastikan akan terjadi kompetisi antar kader di internal. Saling curiga akan muncul karena setiap caleg sudah siap untuk memanangkan di dapilnya.
"Sehingga kekhwatiran itu muncul ketika mereka merasa mumpuni tapi hitung-hitungannya tidak pas. Kemudian kekhawaturan suaranya iti dialokasikan ke kader lainnya," ungkapnya.
(maf)