Sejarawan: Pemerintah tidak mengerti arti sejarah

Rabu, 17 Juli 2013 - 06:06 WIB
Sejarawan: Pemerintah tidak mengerti arti sejarah
Sejarawan: Pemerintah tidak mengerti arti sejarah
A A A
Sindonews.com - Kabar dijualnya rumah beserta tanah bersejarah yang pernah ditempati proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno alias Bung Karno senilai Rp29,4 miliar rupiah di situs belanja online cukup menarik perhatian sejumlah kalangan.

Sejarawan JJ Rizal meragukan, kebenaran informasi bahwa rumah di Jalan Patangpuluhan, Yogyakarta tersebut merupakan rumah Bung Karno. Menurut Rizal, bisa saja itu hanya strategi pemasaran seseorang yang ingin menaikkan harga jual rumah tersebut.

"Harus diperiksa dulu, bener bukan itu rumahnya Bung Karno. Sekarang kan banyak pemasaran rumah yang mengaku-ngaku menjual rumah Bung Karno untuk menaikkan harga rumah yang dijualnya," kata Rizal saat dihubungi Sindonews, Jakarta, Selasa (16/7/2013) malam.

Rizal mengatakan, jika memang itu rumah Bung Karno yang sesungguhnya dan ingin dijual tidak perlu dipermasalahkan. Menurutnya, kesadaran untuk menjaga dan merawat gedung peninggalan sejarah sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.

"Kalau memang ingin dijual, ya enggak masalah. Sekarang begini, itu rumah memang peninggalan sejarah, tapi butuh biaya perawatan yang tinggi. Pemerintah pun juga tidak peduli lagi kan dengan pentingnya nilai sejarah, jadi ya sudah, enggak masalah kalau memang ingin dijual. Seperti rumah Bung Karno yang di Blitar juga seperti itu," tandas Rizal.

Sebelumnya, penjualan rumah sekaligus tanah itu dijual melalui situs jual beli online www.tokobagus.com dengan pencarian "Dijual Rumah & Tanah Bersejarah Bung Karno",

Dari hasil kunjungan Sindonews dalam situs tersebut lokasi iklan berada di Daerah Istimewa Yogyakarta bernomor 25823582 dengan alamat rumah Jalan Patangpuluhan, Yogyakarta dengan luas tanah 4.213 m2 dan luas bangunan 500 m2.

Rumah tersebut dituliskan pernah dijadikan Istana Kepresidenan Darurat Bung Karno saat agresi militer Belandi di Yogyakarta antara tahun 1947-1948. Mereka yang telah melihat penjualan ini pun mencapai 1.956 netter.

Tak hanya itu, untuk meyakinkan pembeli jika rumah tersebut afdalah peninggalan Bung Karno juga dituliskan referensi sumber yakni:

1. Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967, H. Mangil Martowidjojo, Grasindo, Jakarta, 1999
2. Mangi Martowidjojo, "Kepergian Seorang di Belakang Bung Karno' (Kompas 30 Januari 1993)
3. Serangan Fajar Payakumbuh, Emil Salim, (Kompas, 3 Februari 2003).
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8275 seconds (0.1#10.140)